Kedai Kopi Terdampak PPKM, Musisi Kota Bengkulu di Rumahkan

Ilustrasi

Bengkulutoday.com -Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level IV berdampak pada beberapa coffeshop yang menyebabkan musisi harus dirumahkan sementara karna dianggap dapat memicu kerumunan. Dikutip dari salah satu instastory akun bernama @theresiadevi,  akun tersebut mempertanyakan mengenai kenaikan angka kasus covid. 

"Padahal, ya, Bengkulu itu bukan kota transit atau perlintasan. Kok bisa-bisanya covidnya parah?" tanya postingan di akun tersebut. 

Pihak bengkulutoday.com langsung mengkonfirmasi postingan tersebut dan dibenarkan oleh Theresia Devi, pemilik akun. Tere mengaku sebagai seorang pelaku usaha, dia merasa dirugikan dengan keputusan PPKM yang diberlakukan pemerintah. Tere juga mempertanyakan apakah tidak ada bantuan untuk UMKM. 

"Bansos tidak ada kah? Pemerintahnya mana? Polisi, TNI, Satpol terus razia gabungan ramai-ramai ke tempat usaha pake marah-marah. Kami loh cuma jualan Ayam Geprek bukan jualan ganja." ujar Tere saat dikonfirmasi oleh pihak Bengkulutoday.com. 

"Tolong ya, yang membuat peraturan. Cafe saya siap ditutup selama PPKM, asal karyawan saya dijamin kehidupannya" tutup Pemilik Cafe WellTheFood ini. 

Sementara itu Musisi yang juga bekerja di wellthefood, terpaksa diistirahatkan dari pekerjaan mereka karena pemerintah melarang aktifitas live musik diadakan. Sebagian cafe dan tempat hiburan terpaksa menghentikan kegiatan live musik karena dianggap akan menyebabkan kerumunan.

Fania Monica, salah satu mahasiswa yang juga bekerja sebagai musisi mengatakan bahwa ia mengalami beberapa kesulitan karena pekerjaan utama yang membiayai hidupnya harus dihentikan sementara. 

"Sebenarnya yang membuat kesulitan itu karena sebentar lagi akan membayar UKT. Sementara PPKM terus diperpanjang entah kapan selesainya. Padahal di cafe kami sudah mematuhi protokol dengan menjaga jarak" terang Fania saat ditemui pihak bengkulutoday.com di kediamannya pada Senin, 26 Juli 2021 sekitar pukul 20.00 malam. 

Fahri Alif, musisi yang tergabung dalam komunitas Bengkulu Blues Society yang juga bekerja di salah satu cafe menyampaikan keluhannya di sebuah status whatsapp, pesan yang disampaikan pun tidak jauh berbeda dengan Fania. Fahri mengeluhkan tidak hanya menghambat ekonomi pribadi, tapi juga berdampak pada komunitas. 

"PPKM terus, kami cari makan cuma dari situ (bermain musik di cafe). Padahal komunitas baru aja mau bikin kegiatan, tapi sudah dibatasi lagi dibatasi lagi," terang Fahri saat dikonfirmasi via whatsapp.

"Ya sudahlah main musik dirumah aja, semoga nanti gak kesusahan beli kuota buat live streaming. Haha," tutup Fahri.

Saat akan menutup pembicaraan, tiba-tiba Alfonsus Liguori Manalu yang juga anggota grup musik Blues Bengkulu ini menambahkan pesan.

"Kalo bisa ada BLT untuk mahasiswa kalangan bawah, jangan sektor kesehatan masyarakatnya saja yang diperhatikan. Ekonominya juga. Satu lagi, tolong teriakkan Covid-19 sudah berakhir! Media juga gak usah lebai akan Covid-19. Biasa aja, jangan buat kami panik," pungkasnya. (bks)