Kades Vs Wartawan, Korban: Demi Allah Saya Dianiaya

Ucen

Bengkulu Utara, Bengkulutoday.com  - Yusi Hasan, alias Ucen (45) salah seorang wartawan Media Online jour-nal.com membeberkan kronologis kejadian dugaan kekerasan terhadap dirinya yang dilakukan oleh Sw, Kades Batu Raja Kol, Kecamatan Hulu Palik, Kabupaten Bengkulu Utara, yang dialaminya pada Jumat (3/7/2020) lalu.

Yusi Hasan mengaku sengaja membuat pernyataan ini guna menjawab semua dugaan dan mulai timbulnya tudingan bahwa dirinya mengada-ada dalam memberikan keterangan atas kejadian yang ia alami. Sebab dia juga menyadari saat itu tidak ada saksi yang diperkirakan akan berpihak kepada dirinya, maka bisa saja ada yang meragukan.

Berikut Kutipan pengakuan Yusi Hasan alias Ucen :

Memang betul saya sudah dua kali menemui Kades Batu Raja Kol, Suwondo tersebut. Awalnya pada Hari Rabu, 1 Juli 2020, saat itu Saya mendatangi Kades untuk konfirmasi soal adanya dugaan kejanggalan pada pekerjaan pembangunan rabat beton dana desa tahun anggaran 2019.

Saya waktu itu (hari rabu tersebut) tidak mendapatkan penjelasan apa-apa dari dia, malah saya ditantang dengan ucapan, "Kalu lanang jangan lapor-lapor, tunggu saya di jalan dimano bae. Kan kemorang sama Pew yang lapor saya," kata Kades hari rabu itu.

Mendengar ucapan Kades seperti itu, saya langsung pergi, karena dia (kades tersebut) tampaknya emosi kemungkinan disebabkan oleh adanya pemberitaan Pew. Memang betul, ketika konfirmasi sebelum berita Pew itu terbit, Pew bersama dengan saya menemui Kades tersebut, mungkin itu alasan dia gak suka sama saya.

Berita Pew dimaksud bisa dibaca disini : https://www.mitratoday.com/pekerjaan-jalan-rabat-beton-desa-batu-raja-kol-di-duga-asal-jadi/

Mengingat saya dengan Pew berbeda media, saya masih membutuhkan keterangan Kades. Kemudian pada hari Jumat, 3 Juli 2020, saya datang ke Kantor Desa Batu Raja Kol untuk menemui Kades. Namun waktu di Kantor Desa saya tidak bertemu Kades, saya hanya bertemu stafnya yang mengatakan bahwa kades sedang keluar. Lalu saya pun pergi rencana saya menuju ke Arga Makmur.

Dalam perjalanan, tepatnya setibanya saya di depan rumah Kades, saya melihat dia (kades) sedang meyusun material, saya pun mampir dan bermaksud melanjutkan konfirmasi. Namun saya juga tidak memperoleh keterangan dari Kades. Sebab, semua pertanyaan saya tentang rabat beton itu dijawab oleh Kades dengan "No Comment". (boleh dilihat saya ada rekaman video pendek).

Karena tidak mendapatkan keterangan selain kata No Comment, Saya pun menutup HP dan hendak memasukkannya ke dalam tas. Waktu itulah dia (kades) menyerang saya dengan memegang bagian leher baju saya dan mendorong sehingga saya terjatuh. Sembari berusaha merebut HP saya hingga tali tas saya putus, Kades mengucapkan, "Kini apo kendak kau, ini rumah aku," kata Kades. Saat itu juga terdengar oleh saya kades memerintahkan anak buahnya untuk mengambil batu dan mengambil kunci kontak motor saya.

"Ambil kunci kontak motornyo, kelak dio lari," kata Kades kepada anak buahnya, yang sempat saya dengar juga waktu itu.

Karena merasa diri saya terancam, saya berteriak minta tolong. Setelah itu saya bangkit dan pergi menyelamatkan diri menggunakan motor, terus saya ke Mapolsek Kerkap untuk meminta perlindungan dan melaporkan kejadian yang saya alami.

Saya bersumpah "Demi Allah" keterangan ini saya buat dengan sebenar-benarnya. Dan Saya "pastikan" Saya tidak mengada-ada. Saya adalah korban yang mengalami tindakan kekerasan saat menjalankan tugas jurnalistik untuk mendapatkan hak jawab Kades tentang adanya dugaan kejanggalan dalam pelaksanaan pekerjaan rabat beton tahun 2019 di Desa Batu Raja Kol.

Saya juga mengakui tidak ada saksi yang mungkin akan berpihak kepada saya dalam kejadian itu. Tetapi Allah Subhanahu wa Taala, tentunya Maha Mengetahui keterangan siapa yang benar. Karena waktu kejadian itu saya hanya sendiri bersama Kades, dan beberapa orang anak buah kades.

Pada intinya, saya menghormati proses hukum yang saat ini sedang berjalan. Saya sangat percaya semuanya akan terungkap.