Jadi Bacaleg Nasdem, Mantan Aktifis Maju di Seluma

Pujo Santoso
Pujo Santoso

Seluma, Bengkulutoday.com - Pendaftaran bakal calon anggota legislatif telah dimulai. Berbagai daerah kini telah sibuk oleh aktifitas politik para bakal calon legislatif yang tengah mempersiapkan berbagai persyaratan untuk mendaftar. Tak terkecuali bagi mantan aktifis kampus Pujo Santoso. Pria kelahiran Palembang 3 November 1989 ini berniat menjadi anggota legislatif di Seluma dengan melalui Partai Nasdem untuk daerah pemilihan 4 yang meliputi Sukaraja, Air Periukan dan Lubuk Sandi.

Menjabat sebagai bendahara DPD Nasdem Seluma membuat Pujo tidak melupakan kewajibannya untuk bercengkerama bersama warga sekitar ditempat tinggalnya, yakni di Dusun Mekar Sari Desa Jenggalu Kecamatan Sukaraja Kabupaten Seluma. Berbagai aktifitas kemasyarakatan dilakoninya untuk dekat dengan warga dan memahami kompleksitas persoalan daerah. Selain terlahir dari keluarga petani, Pujo juga ditempa didunia aktifis. Semasa menjadi mahasiswa, Pujo berkecimpung di Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Tak hanya di HMI, Pujo juga tercatat pernah aktif di organisasi kepemudaan terbesar, yakni Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI). 

Berniat menjadi legislatif, Pujo tidak mau mengumbar janji muluk kepada masyarakat. Menurutnya, filosofi pergaulan yang dianutnya yakni tidak mesti menjadi pejabat untuk saling membantu. Sebab, bantuan kepada masyarakat dan kepentingan publik akan dinilai oleh masyarakat bukan berdasarkan kepentingan, melainkan keikhlasan. "Banyak caleg yang habis-habis ketika berjuang mejadi anggota legislatif, namun semua dibangun secara instan, hasilnya tentu akan beda dengan kami yang memang berproses dari bawah, apa adanya dan siap membantu siapapun tanpa harus menunggu menjadi pejabat," ujar Pujo saat diwawancarai media ini, Rabu (4/7/2018).

Pujo menambahkan, bantuan kepada masyarakat dan kepentingan umum tidaklah dinilai sebagai aktifitas musiman dan berdasarkan besar kecilnya. Namun bagaimana bantuan itu bernilai kemanusiaan dan manfaat, dengan sama-sama saling memanusiakan. "Jika memberi bantuan saat ada kepentingan saja, itu pertanda tidak memanusiakan manusia, suara rakyat diukur dengan harga bantuan, inilah ironi politik, namun tidak semua masyarakat cerdas, ada juga yang masih mau memberikan suaranya dengan embel-embel uang dan bantuan, namun saya juga tidak bisa melarang, sebab itu hak politik setiap warga. Yang terpenting kami terus membangun kesadaran ditengah masyarakat dengan melakukan langkah konkrit, ada atau tidak ada musim politik kami tetap bahu membahu, saling membantu," ucap Pujo. [JS]

NID Old
5022