Iskandar Novianto : Pengembangan Wisata Mengacu Pada RPJM

Iskandar Novianto

Bengkulutoday.com - Baru-baru ini wisata di Kabupaten Kaur viral berkat sosial media. Potensi wisata Kaur sebagai Bali ke II rasanya tidak terlalu naif.

Berbicara pariwisata, Ketua Umum Persatuan Warga Kaur (PWK) Jabodetabek, Iskandar Novianto menekankan pembangunan harus mengacu pada semua sektor. Namun langkah awal tersebut harus lebih dulu ditekankan pada pembenahan infrastruktur dan kultur budaya adat.

"Kita yakin bila mengembangkan pariwisata artinya kita akan membangunkan berbagai sektor, mulai dari sektor usaha, keamanan dan lain sebagainya," kata Iskandar yang juga sebagai Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Bengkulu, Kamis (25/06/2020).

Menurut Iskandar, membangkitkan wisata Kaur di tengah pandemi Covid-19 harus didukung dengan industri digital sebagai sarana promosi. Ditambah lagi proses kreatif baik itu cendera mata, kuliner, maupun home stay yang nyaman bagi para pelancong.

"Tren wisata Kaur baru naik ketika ada Covid-19. Tetapi sektor-sektor tersebut mengalami kendala, oleh karena itu perlunya kita memaksimalkan teknologi informasi mulai dari promosi hingga edukasi melalui pelatihan,” pungkas Iskandar.

Ditambahkan, Pariwisata Kaur akan semakin menggeliat dengan optimalnya akses penghubung ke provinsi tetangga, seperti Sumatera Selatan, Jambi dan Lampung.

Selama dua tahun terakhir kepemimpinan Gubernur Rohidin, akses antar provinsi tetangga terus dibenahi, khususnya di Kabupaten Kaur Padang Guci, Kaur Tengah dan Kaur Selatan kondisi jalannya 80 persen sudah baik.

"Melalui akses tersebut pelancong dari Sumatera Selatan dengan mudah dapat berwisata ke Kabupaten Kaur yang terkenal sebagai tujuan wisata bahari. Sebut saja ada Pantai Cuko, Pantai Pengubaian, Pantai Linau, Sekunyit, Way Hawang dan berbagai destinasi lainnya," kata Iskandar.

Tidak hanya pantai, warga Kaur juga terkenal ramah dan relegius. Kesenian lokalnya pun menarik, Kaur memiliki tarian namanya Tari Dewa Sembilan yang sakral tentu akan memukau wisatawan, ditambah lagi dengan sate guritanya yang khas sebagai salah satu kuliner andalan.

Pengembangan Wisata Mengacu Pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Bicara pariwisata, dirinya mengacu pada 10 bab Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM).

"Hal ini berlandaskan pelaksanaan, pencapaian, yang ditunjukan untuk lebih memanfaatkan pembangunan secara menyeluruh di berbagai bidang dengan menekankan pencapaian daya saing kompetitif perekonomian berlandaskan keunggulan sumber daya alam dan sumber daya manusia yang berkualitas," ujar pria kelahiran Kaur ini.

Lebih lanjut, daya saing perekonomian Provinsi Bengkulu semakin meningkat, terutama industri rakyat berbasiskan sumber daya lokal meliputi pertanian, kelautan, pariwisata dan sumber daya alam lainnya secara berkelanjutan; terpenuhinya ketersediaan infrastruktur yang didukung oleh mantapnya kerja sama pemerintah dan dunia usaha, makin selarasnya pembangunan pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi dan industri serta terlaksananya penataan kelembagaan ekonomi untuk mendorong peningkatan efisiensi, produktivitas, penguasaan dan penerapan teknologi oleh masyarakat dalam kegiatan perekonomian.

"Ketersediaan infrastruktur yang sesuai dengan rencana tata ruang ditandai oleh berkembangnya jaringan infrastruktur transportasi; peningkatan pasokan tenaga listrik yang lebih optimal dan efisien sesuai kebutuhan sehingga elektrifikasi rumah tangga dan elektrifikasi perdesaan dapat teratasi dengan baik; terselenggaranya pelayanan pos dan telematika yang efisien; terwujudnya konservasi sumber daya air yang mampu menjaga keberlanjutan fungsi sumber daya air dan pengembangan sumber daya air serta terpenuhinya penyediaan air minum untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat," ujarnya.

"Selain itu, pengembangan infrastruktur perdesaan akan terus dikembangkan, terutama untuk mendukung pembangunan pertanian. Sejalan dengan itu, pemenuhan kebutuhan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana pendukung bagi seluruh masyarakat terus meningkat karena didukung oleh sistem pembiayaan perumahan jangka panjang dan berkelanjutan, efisien, dan akuntabel. Kondisi itu semakin mendorong terwujudnya kota tanpa permukiman kumuh." pungkas Iskandar Novianto.

Pewarta : Bisri Mustofa

*Foto bersumber dari akun instagram Kaur Surf Family