Ingin Punya Lahan Industri Karet, Gubernur Temui Menteri Perindustrian

Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah saat bertemu dengan Menteri Perindustrian Airlangga Hartato di Jakarta, Kamis (15/5/2019)

Bengkulutoday.com - Provinsi Bengkulu menjadi salah satu provinsi penghasil getah karet. Bahkan, mata pancaharian masyarakat Bengkulu sebagian besar adalah dari hasil menyadap Karet, selain hasil dari panen Sawit dan sektor pertanian lainnya.

Sementara di sektor industri, Provinsi Bengkulu belum mampu membangun industri Karet untuk meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi daerah. Untuk itu, Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah bertemu Menteri Perindustrian RI, Airlangga Hartato, Kamis (16/5/2019). 

Dalam pertemuannya dengan menteri, gubernur menyampaikan upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Bengkulu, salah satunya adalah rencana pembangunan industri Karet.

Disampaikan Rohidin, saat ini lahan Karet di Bengkulu mencapai 90 ribu hektar. Dari jumlah itu, mayoritas kebun Karet adalah milik rakyat. Rohidin ingin agar Karet segera menjadi salah satu komoditas yang memiliki lahan industri sendiri.

Dalam pertemuannya dengan Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, Gubernur Bengkulu Rohidin menyampaikan perkembangan pembangunan perindustrian Karet terkait penetapan regulasi yang sudah ditetapkan oleh BKPM Perindustrian Perekonomian beberapa waktu lalu.

"Saya sudah menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan perencanaan pembangunan industri karet di Provinsi Bengkulu, alhamdulillah Pak Menteri Perindustrian menyambut baik, dan akan tetap mendorong semua perubahan aturan yang berlaku, sehingga akan tetap bisa didirikan," jelas Rohidin.

Sementara menurur data BPS, perekonomian Provinsi Bengkulu triwulan I-2019 yang diukur berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), atas dasar harga berlaku mencapai Rp 17,50 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp 11,37 triliun.

Ekonomi Provinsi Bengkulu triwulan I-2019 (y-o-y) tumbuh sebesar 5,01 persen. Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh lapangan usaha penyediaan akomodasi dan makan minum sebesar 9,80 persen dan jasa kesehatan dan kegiatan sosial sebesar 8,77 persen. Sedangkan dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi dicapai pada pengeluaran konsumsi LNPRT sebesar 11,53 persen.

(brm/rls)