UKM P3M Unib Latih Warga Bengkulu Tengah Olah Biji Karet Menjadi Tempe

Tempe dengan bahan baku biji karet yang diproduksi oleh binaan UKM P3M Unib di Desa Jayakarta Kabupaten Bengkulu Tengah

Bengkulutoday.com - Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Pengembangan Penalaran dan Penelitian (P3M) Universitas Bengkulu (Unib), mempraktikkan pengolahan biji karet menjadi bahan baku yang menghasilkan tempe. Kegiatan praktik itu dilakukan kepada masyarakat di Desa Jayakarta Kabupaten Bengkulu Tengah, Minggu (14/7/2019).

Baca juga: UKM P3M UNIB: Ikuti Lomba Karya Tulis Nasional, Hadiahnya Jutaan

Dibawah bimbingan dosen Dr Rina Elvia , M.Si, kegiatan praktik itu dilakukan sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat dan agar dicontoh oleh mahasiswa lainnya. "UKMP3M Unib bersosialisasi sekaligus melakukan pelatihan langsung kepada masyarakat di Desa Jayakarta, yakni memperkenalkan pengolahan biji karet menjadi bahan baku tempe yang bisa dikonsumsi masyarakat," kata Dr Rina Elvia.

Dengan adanya kegitan sosialisasi dan pelatihan itu, diharapkan akan menjadi peluang usaha baru, khususnya bagi warga Desa Jayakarta di Bengkulu Tengah. 

"Ini bisa menjadi peluang usaha baru, dan desa ini bisa dijadikan desa rujukan," kata Kopli, Ketua UKM P3M Unib menambahkan.

Kopli menjelaskan, selain untuk melatih mahasiswa agar berkompeten dan mempunyai daya analisis perkembangan kebutuhan pada masyarakat, UKM P3M Unib juga dipercaya Kemenristekdikti untuk penerima dana hibah bina desa (PHBD). Dana hibah bina desa itulah yang digunakan untuk membiayai program pembuatan tempe dari biji karet.

"Itu setelah melalui seleksi yang sangat ketat, UKM P3M Unib dinyatakan lolos untuk kedua kalinya dengan program berbeda, kali ini adalah dengan program pembuatan tempe dari biji karet," papar Kopli.

Untuk melatih masyarakat di Desa Jayakarta, UKM P3M Unib terlebih dahulu melakukan pembekalan secara teori pada minggu pertama, kemudian pada minggu kedua mulailah mahasiswa melatih warga untuk membuat tempe dengan bahan baku biji karet.

Dipilihnya Desa Jayakarta di Kabupaten Bengkulu Tengah, karena masyoritas masyarakat di desa tersebut memiliki kebun karet yang menghasilkan biji karet. 

"Begitu banyak biji karet tersedia di kebun warga, sehingga tidak kesulitan untuk mencari bahan bakunya. Kemudian, pengumpulan biji karet juga tidak mengganggu produksi pohon karet, inilah bentuk kreatifitas mahasiswa Unib," tutur Kopli.

Adapun tahapan membuat tempe dimulai dengan memecah biji karet untuk mengambil isinya, selanjutnya isi biji karet direbus dalam panci selama 15 menit. Kemudian air rebusan dibuang dan isi biji karet ditiriskan dalam penyaringan, setelah dingin, isi biji karet dicuci bersih lalu direndam selama 36 jam dengan air rendaman diganti setiap 7 jam sekali.

Lalu isi biji karet direbus kembali selama 30 menit lalu air ditiriskan dan didinginkan. Setelah dingin, isi biji karet tersebut telah siap ditaburi ragi tempe sebanyak 200 gram untuk bahan baku biji karet 50 kilogram.

Selanjutnya menyiapkan plastik  tempe  dengan  ukuran  plastik  15  x  25  cm dengan bobot isi 100 gram. Berikutnya plastik ditutup dengan rapat menggunakan alat pres lalu dilubangi dengan menggunakan tusuk sate. Tempe tersebut disimpan dalam rak fermentasi tempe selama 72 jam.

"Dengan adanya inovasi ini, diharapkan akan membuat mahasiswa lebih kritis dalam berfikir, karena perkembangan zaman akan menuntut untuk kita semua berinovasi, bahan baku yang sering digunakan akan habis dan kita sebagai generasi bangsa harus menyiapkan inovasi-inovasi hebat," imbuh Amel, penanggung jawab kegiatan.

(Wulan)