Silaturahmi Online di Idul Fitri, 5 Sunnah ini Jangan Dilupakan Ya...

Ilustrasi

Lazimnya hari raya, maka kamu akan disibukkan dengan Halal bi Halal bersama keluarga dan para tetangga. Tapi, kali ini berbeda. Kita berada di tengah Pandemi Covid-19 dan sebaiknya memang #DiRumahAja, termasuk silaturahmi. Meskipun begitu, teknologi memudahkan kita untuk tetap berhalal bi halal dengan kerabat, rekan kantor maupun sahabat-sahabat.

Nah, ada 5 hal yang sebaiknya kamu lakukan sebelum Halal Bi Halal  online ini dilakukan, dan insya Allah membuat hari raya kita kian barokah.

Pertama, mandi pagi. Tentu saja selain bagus untuk kesehatan, mandi pagi hari sebelum saat Iedul Fitri merupakan salah satu hal sunnah dalam Idul Fitri. Tentunya, kamu tidak ingin dalam Halal Bi Halal kamu dalam keadaan bau maupun kotor, bukan? Apalagi, di depan kamera? Kita tentu saja ingin kelihatan tetap segar, bukan?

Mandi ini salah satu juga yang dilakukan Salafussalih loh. Dalam   sebuah Riwayat diceritakan Sayyidina Ali melakukan hal itu dan itu berasal dari Rasulullah.

“Mandilah setiap hari jika mau.” Ia menjawab: “Tidak, mandi yang itu sebenar-benar mandi.” Ali radhiallahu ‘anhu berkata: “Hari Jum’at, hari Arafah, hari Idul Adha, dan hari Idul Fitri.” (HR. Al-Baihaqi, dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani dalam Al-Irwa`, 1-176-177.

Kedua, bertakbir. Takbir ini sebagai tanda kemenangan. Maka, tentunya disunnahkan untuk menghidupkan malam sebelum hari raya untuk menghidupkan malam dengan memperbanyak lafaz takbir dan mengagungkan nama Allah. Di Indonesia kita mengenalnya dengan nama Takbiran.

Untuk hari raya Idul Fitri sebaiknya dilakukan sepanjang malam dan Idul Adha terus berlangsung hingga tiga hari setelah sholat. Hal ini sebagaimana termaktub dalam firman Allah:

وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

“… hendaklah kamu mencukupkan bilangannya (puasa) dan hendaklah kamu mengagungkan Allah (bertakbir) atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu.” (Qs. Al Baqarah: 185).

Ketiga, saling mendoakan. Tentu saja sebagai sesama muslim saling mendoakan adalah kewajiban. Dalam Halal Bi Halal, hal ini menjadi penting bahwa pertemuan ini sudah selayaknya menjadi ajang mendoakan. Ibnu Hajar berkata: “Kami meriwayatkan dalam Al-Muhamiliyyat  bersanad yang hasan dari Jubair bin Nufair bahwa ia berkata: ‘Para Sahabat Rasulullah salign berjumpa  di hari suci (Ied) dan saling mendoakan:

تَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكَ

“Semoga Allah menerima (amal) dari kami dan dari kamu.” (Lihat pula masalah ini dalam Ahkamul ‘Idain karya Ali Hasan hal. 61, Majmu’ Fatawa, 24/253, Fathul Bari karya Ibnu Rajab, 6/167-168)

Keempat, Niat Silaturrahim. Nah, ini yang biasanya penting untuk dilakukan. Halal bi halal ini berfungsi sebagai perekat tali rindu dan persaudaran antar sesama.

مَنْ سَرَّهُ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِي رِزْقِهِ أَوْ يُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ

“Barang siapa yang ingin dilapangkan rizkinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia menyambung tali silaturahmi”. [Muttafaqun ‘alaihi].

Kelima, bergembiralah. Ini bermakna hati kita senantiasa lapang dan bergembira. Berjumpa dan senang dengan hari raya merupakan bentuk syukur seorang muslim. Dan untuk itu, kita senantiasa berbagi kebahagiaan dengan sesama. Rasulullah bersabda, “Hari fitri adalah hari orang-orang muslim berbuka, sedangkan hari adha adalah hari mereka menyembelih kurban.” (HR. Tirmidzi).

Jadi, bagaimana dengan kamu, sudahkah bersiap halal bi halal secara online? Pastikan juga kuotamu aman dan jaringanmu juga bagus. Kita enggak mau kan inginnya halal bi halal online malah tersendat jaringan, hiks…

Selamat hari raya Idul Fitri. Semoga keberkahan senantiasa menaungi kita semua. Amin…

 

Dedik Priyanto ---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Editor dan Jurnalis. Menulis buku-buku keislaman seperti Kisah 25 Masjid (2017), Inspirasi Guru Kehidupan II (2016) Cara Mengunjungi Surga (2013) dan lain-lain. Blog pribadi www.dedik-priyanto.com. Pesantren Attanwir, Bojonegoro, Jawa Timur. Artikel ini telah tayang di Islami.co