Bengkulutoday.com - Perempuan punya peran strategis dalam membangun keluarga, masyarakat, dan bangsa. Pemerintah daerah perlu memperkuat semangat pemberdayaan perempuan untuk mendukung visi Indonesia Emas 2045, terutama dalam aspek pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan keluarga.
Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia Hj Leni Haryati John Latief mengaku prihatin dengan melonjaknya kekerasan terhadap perempuan dan anak di Provinsi Bengkulu antara tahun 2023 yang lalu dengan data tahun 2024.
Menurut data 2024 yang dikeluarkan Unit Pelaksanaan Teknis Daerah (UPTD) Perlindungan Perempuan Anak (PPA) Provinsi Bengkulu terjadi peningkatan tajam dari 33 kasus kekerasan pada tahun 2023 menjadi 126 kasus kekerasan terhadap perempuan dan 169 kasus kekerasan terhadap anak.
"Lebih memprihatinkan lagi, selain dialami perempuan dan anak ada juga 98 kasus kekerasan terhadap laki-laki. Pemangku kebijakan harus berbenah mengenai hal ini sehingga ke depan kasus kekerasan di Provinsi Bengkulu dapat ditekan," kata Hj Leni Haryati John Latief, Rabu (8/1/2025).
Alumni Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Curup ini menjelaskan, kekerasan terhadap perempuan adalah bentuk pelanggaran hukum yang besar karena bukan hanya akan merusak tatanan moral keluarga, namun juga merusak tatanan sosial kemasyarakatan.
"Saya heran, kenapa seakan masalah seperti ini tak kunjung usai, malah kasusnya terus bertambah. Mulai sekarang semua pihak harus terlibat aktif dalam menciptakan solusi nyata untuk mencegah kekerasan terhadap perempuan dan juga anak," tegas Hj Leni Haryati John Latief.
Ketua Majelis Taklim Perempuan Pimpinan Wilayah Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI) Provinsi Bengkulu ini juga menyoroti kasus Kekerasan Berbasis Gender Online (KBGO) yang rentan menjadikan perempuan sebagai korban.
"Data yang saya terima dari awal tahun 2021 sampai awal Maret 2024 ada 12 kasus pemberitaan KBGO terhadap perempuan yang diancam foto atau video pribadinya disebar-sebarkan. Jadi memang masalah ini bukan lagi perkara biasa," ujar Hj Leni Haryati John Latief.
Pembina Bundo Kanduang Provinsi Bengkulu ini menambahkan, yang cukup mendesak untuk dilakukan adalah upaya menciptakan lingkungan online yang aman dan inklusif bagi semua individu, khususnya perempuan dan anak.
"Peran media pornografi dalam mempengaruhi perilaku pelaku kekerasan cukup besar loh. Tidak sedikit pelaku kekerasan terpapar konten pornografi lalu terdorong melakukan perilaku seksual menyimpang," demikian Hj Leni Haryati John Latief.