Sektor Basis Ekonomi di Kota Bengkulu

Wawan Santoso ASN BPS Kota Bengkulu

Oleh: Wawan Santoso ASN BPS Kota Bengkulu

Bengkulutoday.com - Apa yang menjadi sektor basis di Kota Bengkulu? Mungkin pernah terlintas dalam pikiran kita saat mengelilingi suatu daerah, Apa yang menjadi sektor basis atau unggulan disuatu daerah. Begitupun saat mengelilingi Kota Bengkulu yang kita cintai ini pertanyaan itu pun muncul.Tidak bisa dipungkiri bahwa perkembangan perekonomian suatu daerah akan menjadi magnet tersendiri bagi banyak orang untuk datang ke daerah tersebut, terlepas dari tujuannya baik untuk berlibur ataupun menetap didaerah tersebut.

Teori basis ekonomi menyatakan bahwa determinan utama pertumbuhan ekonomi suatu wilayah berkaitan langsung dengan permintaan barang dan jasa yang diimpor dari luar. (Arsyad,1999). Suatu daerah berpotensi memiliki sektor unggulan jika mampu secara kompetitif mengungguli daerah lain di sektor yang sama dan mengarah pada ekspor (Suyatno, 2007).

Sektor basis dan non basis ekonomi suatu wilayah dapat diketahui dengan menggunakan analisis Location Quotient (LQ). LQ digunakan untuk mengetahui seberapa besar tingkat spesialisasi sektor basis atau unggulan dengan cara membanding perannya dalam perekonomian daerah tersebut dengan peranan kegiatan atau industri sejenis dalam perekonomian regional (Emilia, 2006).

Hasil Analisis Location Quotient (LQ) Kota Bengkulu Tahun 2016-2020

Dari hasil analisis LQ di dapat bahwa dari tujuh belas sektor ekonomi terdapat dua belas sektor yang merupakan sektor basis atau unggulan di Kota Bengkulu dengan rata-rata nilai LQ lebih besar dari 1, yang artinya peranan sektor tersebut di daerah bersangkutan lebih menonjol dari pada peranan sektor tersebut pada perekonomian yang lebih tinggi dan dapat di jadikan sebagai petunjuk bahwa daerah tersebut surplus akan produk sektor i sehingga dapat mengekspornya ke daerah lain secara efisien, serta menunjukkan bahwa daerah tersebut memiliki keunggulan komparatif untuk sektor i yang di maksud. Sektor ekonomi yang nilai LQ paling tinggi adalah sektor jasa perusahaan dengan nilai LQ rata-rata sebesar 2,87 kemudian diikuti sektor informasi dan komunikasi dengan nilai LQ rata-rata sebesar 2,0. Sektor Transportasi dan Pergudangan dengan nilai LQ rata-rata sebesar 1,98. Sektor jasa Kesehatan dengan nilai LQ rata-rata sebesar 1,50. Sektor Jasa Lainnya dengan nilai LQ rata-rata sebesar 1,47. Selanjutnya sektor Jasa keuangan dan asurasi dengan nilai LQ rata-rata sebesar 1,40. Sektor Perdagangan besar dan eceran reparasi mobil dan sepeda motor dengan nilai LQ rata-rata sebesar 1,37. Sektor Jasa Pendidikan dengan nilai LQ rata-rata sebesar 1,30. Sektor Pengadaan air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang dengan nilai LQ rata-rata sebesar 1,27. Sektor Real Estat dengan nilai LQ rata-rata sebesar 1,25. Sektor Penyediaan Akomodasi dan Makanan dengan nilai LQ rata-rata sebesar 1,15. Serta sektor Pengadaan Listrik dan Gas dengan nilai LQ rata-rata sebesar 1.07

Salah satu strategi yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi daerah adalah memprioritaskan sektor-sektor ekonomi basis dalam program pembangunan yang direncanakan untuk mengarah pada kinerja ekonomi yang lebih baik secara keseluruhan. Selain itu, pertumbuhan ekonomi daerah dapat dinilai dengan menganalisis data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) pada periode tertentu. PDRB biasanya mencerminkan produktivitas suatu daerah dalam hal nilai tambah barang dan jasa.

Sehingga pemangku kebijakan juga dapat memanfaatkannya sebagai informasi yang diperlukan mengenai perencanaan dan evaluasi pembangunan daerah serta merencanakan dan melaksanakan program pembangunan ekonomi berdasarkan sektor ekonomi unggulannya. Selain itu, interkoneksi antar sektor dapat dipertimbangkan sebagai faktor penting dalam merancang program pembangunan yang berbeda.