Rutan Bengkulu Gelar Pembinaan Kerohanian bagi Warga Binaan Nasrani

Rutan Bengkulu Gelar Pembinaan Kerohanian bagi Warga Binaan Nasrani

Bengkulu – Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas IIB Bengkulu terus berupaya memberikan pembinaan kepribadian bagi warga binaan pemasyarakatan (WBP) melalui berbagai kegiatan positif. Salah satu di antaranya adalah pembinaan kerohanian bagi warga binaan yang beragama Nasrani, yang digelar di aula Rutan Bengkulu, Jum'at (14/2). Kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat iman dan memberikan motivasi spiritual kepada para WBP agar mereka dapat menjalani masa pidana dengan lebih baik serta memiliki semangat untuk berubah ke arah yang lebih positif.

Pembinaan kerohanian ini dipandu langsung oleh Penyuluh Hukum dari Kementerian Agama Bengkulu, Yohanes Dian Alpasa beserta rekan memberikan bimbingan rohani serta pemahaman keagamaan kepada para peserta. Dalam sesi ini, warga binaan diajak untuk lebih mendekatkan diri kepada Tuhan, memahami nilai-nilai ajaran agama, serta mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari di dalam Rutan.

Kepala Rutan Bengkulu, Yulian Fernando, dalam sambutannya menyampaikan bahwa pembinaan kerohanian menjadi salah satu program utama dalam pembinaan kepribadian warga binaan. Ia menegaskan bahwa pembinaan spiritual sangat penting untuk membentuk karakter warga binaan agar memiliki kesadaran untuk berubah menjadi pribadi yang lebih baik.

"Kami terus berupaya memberikan pembinaan yang komprehensif bagi warga binaan, baik dari segi mental, spiritual, maupun sosial. Dengan adanya kegiatan kerohanian ini, kami berharap mereka dapat lebih mendekatkan diri kepada Tuhan, menyadari kesalahan di masa lalu, dan berkomitmen untuk menjalani kehidupan yang lebih baik setelah bebas nanti," ujar Yulian Fernando.

Sementara itu, Penyuluh Hukum dari Kementerian Agama Bengkulu, Yohanes Dian Alpasa dalam materinya menyampaikan bahwa setiap individu memiliki kesempatan untuk bertobat dan memperbaiki diri, termasuk mereka yang sedang menjalani masa hukuman. Ia menekankan bahwa keyakinan dan kedekatan dengan Tuhan menjadi kunci utama dalam menghadapi berbagai ujian kehidupan, termasuk dalam situasi sulit seperti berada di dalam Rutan.

"Setiap manusia pasti pernah melakukan kesalahan, tetapi yang terpenting adalah bagaimana kita belajar dari kesalahan tersebut dan berusaha menjadi pribadi yang lebih baik. Tuhan selalu membuka pintu ampunan bagi siapa pun yang ingin berubah," ungkapnya di hadapan para WBP.

Kegiatan ini juga diselingi dengan mini game yang dipandu oleh para pembina kerohanian sebagai bagian dari upaya untuk mempererat hubungan sosial sesama warga binaan. Warga binaan tampak antusias mengikuti setiap sesi pembinaan dengan mendengarkan materi yang disampaikan dan berpartisipasi dalam diskusi rohani. Beberapa warga binaan juga menyampaikan pengalaman spiritual mereka selama menjalani masa pidana dan bagaimana mereka merasakan perubahan positif dalam diri mereka setelah mengikuti pembinaan kerohanian secara rutin.

Salah satu warga binaan, yang enggan disebutkan namanya, mengaku bahwa kegiatan ini sangat membantunya dalam menjalani masa tahanan dengan lebih tenang.

"Saya merasa lebih damai setelah mengikuti pembinaan ini. Saya sadar bahwa kesalahan di masa lalu tidak boleh menjadi penghalang untuk berubah. Saya ingin menjadi pribadi yang lebih baik dan menjalani hidup yang lebih bermanfaat setelah bebas nanti," ungkapnya.

Program pembinaan kerohanian ini akan terus diadakan secara berkala sebagai bagian dari upaya Rutan Bengkulu dalam membina mental dan spiritual para warga binaan. Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan para WBP dapat memiliki kesadaran untuk berubah dan siap kembali ke masyarakat sebagai individu yang lebih baik.

Rutan Bengkulu berkomitmen untuk terus menghadirkan program-program pembinaan yang bermanfaat, tidak hanya dalam aspek keagamaan, tetapi juga dalam aspek keterampilan dan sosial agar warga binaan memiliki bekal yang cukup untuk menjalani kehidupan yang lebih baik setelah bebas.