RSUD Rejang Lebong Siapkan Standar KRIS 2025, Pasien Dijamin Lebih Nyaman!

Pelaksana Tugas (Plt) Direktur RSUD Rejang Lebong, Dhendi Novianto Saputra, SKM

Rejang Lebong, Bengkulutoday.com – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Rejang Lebong menargetkan penerapan standar Kriteria Rumah Sakit Indonesia Standar (KRIS) pada tahun 2025. Langkah ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dan kenyamanan pasien di fasilitas kesehatan tersebut.  

Pelaksana Tugas (Plt) Direktur RSUD Rejang Lebong, Dhendi Novianto Saputra, SKM, mengatakan bahwa pembangunan standar KRIS akan mencakup berbagai aspek fasilitas rumah sakit. 

"Tahun 2025 ini yang bisa aku pastikan adalah pembangunan standar KRIS. KRIS ini kriteria rumah sakit Indonesia standar," ujar Dhendi dalam wawancara dengan Bengkulutoday.com pada Jumat (14/2).

Menurutnya, KRIS akan diterapkan pada 40 tempat tidur (bed) terlebih dahulu, menyesuaikan dengan keterbatasan anggaran yang dimiliki.

"Satu bed nantinya akan dilengkapi dengan fasilitas standar, seperti nurse call (bel), privasi pasien, serta fasilitas medis yang memadai," jelasnya.  

Selain penerapan standar KRIS, RSUD Rejang Lebong juga tengah mempersiapkan layanan kesehatan untuk penyakit jantung, kanker, dan uronefrologi.

Dhendi menuturkan bahwa RSUD Rejang Lebong telah mendapatkan Surat Keputusan (SK) dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk layanan tersebut. Namun, saat ini layanan tersebut masih terkendala karena peralatan medis yang belum tersedia. 

"Alat-alatnya belum sampai karena merupakan hibah dari Kemenkes melalui dana SIHREN. Dana ini bersumber dari pinjaman luar negeri yang masih dalam proses multi-tahun hingga 2027," jelasnya.  

Dhendi juga mengungkapkan keterlambatan distribusi peralatan yang dijanjikan oleh Kemenkes sejak Desember 2024. 

"Seharusnya alat sudah datang Desember lalu, tetapi hingga Februari ini masih belum ada kejelasan. Kami terus berkoordinasi, termasuk melalui rapat daring dengan Kemenkes terkait kesiapan dokter spesialis," ujarnya.  

Untuk mengatasi kekurangan dokter spesialis jantung, RSUD Rejang Lebong saat ini bekerja sama dengan RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu. 

"Kami juga sudah menyekolahkan dokter ke Universitas Gadjah Mada (UGM) dan diharapkan selesai pada 2026," tambahnya.   

Sebagai bagian dari upaya peningkatan layanan, RSUD Rejang Lebong juga berencana memperbaiki infrastruktur rumah sakit agar lebih nyaman bagi pasien.

"Target kami, standar KRIS di 2025 sudah bisa diterapkan. Kami ingin menghilangkan kesan rumah sakit yang menyeramkan. Pasien harus merasa nyaman," kata Dhendi.  

Standar KRIS mencakup pengaturan tempat tidur dalam satu ruangan dengan kapasitas empat bed per kamar, lengkap dengan satu toilet, serta pemasangan tirai pemisah antar-pasien. Jarak antar-bed akan disesuaikan dengan standar minimal 1,5 meter.  

Selain itu, fasilitas medis seperti sentra oksigen, nurse call, serta lantai dan plafon yang memenuhi standar kebersihan juga akan diperbarui. 

"Lantainya akan dibuat bebas debu, tidak ada lagi material yang bisa mengganggu kebersihan dan kenyamanan pasien," jelasnya.  

Dengan berbagai langkah ini, Dhendi optimis bisa memberikan layanan kesehatan yang lebih baik dan sesuai standar nasional pada tahun 2025. (hendra)