Rapid Test, 27 Jamaah Masjid At Taqwa Negatif Covid-19

Pengurus dan jamaah Masjid At Taqwa menjalani Rapid Test

Bengkulutoday.com - Sebanyak 27 orang  pengurus dan jamaah Masjid Agung At Taqwa Kota Bengkulu yang diisolasi pasca meningalnya PDP inisial Ns pada Selasa (31/3/2020), dinyatakan negatif Covid-19 berdasarkan hasil Rapid Test.

"Alhamdulillah, ada 27 yang ikut tes dan semua hasilnya negatif,” kata Agus Lani, salah satu pengurus Masjid Agung At Taqwa, Rabu (1/4/2020).

Sebelumnya, seorang PDP inisial Ns meninggal dunia di RSUD M Yunus Bengkulu. Hasil lab menunjukkan Ns positif Covid-19. Dengan demikian, Bengkulu yang sebelumnya zona hijau menjadi zona merah Covid-19. Pengumuman PDP positif Covid-19 itu disampaikan langsung oleh Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah dalam konferensi pers di Media Center Pemprov Bengkulu bersama Forkopimda Provinsi Bengkulu.

"Hasil pemeriksaan lab, yang dikirim tanggal 26 Maret, hasilnya kita dapatkan tadi malam, yang bersangkutan dinyatakan positif Covid-19," kata Gubernur Rohidin.

"Innalillahi Wa Inna ilaihi roji'un, tadi pagi yang bersangkutan meninggal dunia," ucap Gubernur Rohidin. 

Selanjutnya, sinergi satuan gugus tugas covid-19 Provinsi Bengkulu bergegas melakukan monitoring ke lokasi pasien biasa berinteraksi dan tinggal. Masjid At Taqwa dibatasi garis polisi sementara dan dilakukan sterilisasi. Kemudian jamaah yang ada di dalam, diimbau untuk tidak berpindah sebelum dilakukan pemeriksaan kesehatan.

Gubernur Rohidin juga menginstruksikan Wali Kota Bengkulu untuk bisa melakukan langkah-langkah antisipasi penyebaran Covid-19 di Kota Bengkulu. Karena sudah ada pasien positif, maka penanganan juga harus dilakukan. Termasuk tracking perjalanan pasien serta interaksinya.

"Jamaah Tabligh, ataupun komunitas semacamnya yang dari luar Provinsi Bengkulu, kita sarankan kembali dulu ke daerah masing-masing. Untuk kebaikan bersama, karena mengingat saat ini Bengkulu zona merah dan dalam darurat penanganan covid-19. Sekali lagi, bukan untuk penolakan kegiatan keagamaan maupun organisasi, kita paham saat ini bersama-sama ihtiar memutus mata rantai penyebaran, dan tetap melindungi satu sama lain," demikian kata Rohidin.