PLTU Teluk Sepang Kembali Buang Limbah

Potongan video saat PLTUb buang limbah air bahang

Bengkulutoday.com - Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang berbahan Batubara di Kelurahan Teluk Sepang Bengkulu setelah sekian lama tidak beroperasi atau setelah dari uji coba pada bulan November 2019 lalu dan saat ini kembali mengeluarkan limbah bahang yang berbuih serta menimbulkan bau yang tidak sedap. 

PLTU Batubara Teluk Sepang tersebut diketahui membuang langsung ke pantai yang mana pantai Bengkulu yang terletak di barat Pulau Sumatera berhadapan langsung dengan Samudera Hindia, memiliki Panjang pantai kurang lebih 525 km, yang mana 228 km diantaranya merupakan kaya akan biota laut serta kawasan konservasi yang membentang dari Kabupaten Mukomuko di Utara sampai Kabupaten Kaur di selatan. 

Dikatakan oleh salah satu warga kelurahan Teluk Sepang Hamidin (54) saat melihat langsung pembuangan limbah baang PLTU Batubara yang langsung ke laut, PLTU tersebut kembali membuang limbah berbahaya tersebut sudah beberapa hari ini. 

"Sudah tiga malam berturut-turut mulai tanggal 13 hingga 15 Juli 2020 PLTU Batubara Teluk Sepang kembali membuang limbah bahang ke laut Bengkulu dengan diam-diam. Dimana limbah tersebut berwarna pekat serta menimbulkan bau yang tidak sedap," jelas Midin, Rabu (15/7/2020) malam. 

Limbah bahang tersebut, jelas Midin, saat ini selalu dibuang oleh PLTU Batubara Teluk Sepang ketika tengah malam, disaat seluruh aktivitas warga tidak ada lagi. 

"Sudah tiga malam berturut-turut PLTU Batubara Teluk Sepang membuang limbah dimalam hari, dan tadi malam seperti malam sebelumnya PLTU membuang limbah baang pukul 00.50 WIB, saat itu langsung kami rekam menggunakan alat seadanya," jelas Midin. 

Sebelumnya, tambah Midin, PLTU Teluk Sepang, semenjak uji coba dari November 2019 setidaknya sudah banyak biota laut yang langkah mati, diduga penyebabnya limbah baang dari PLTU.

"Saat ini yang sudah terjadi semenjak uji coba, dari November 2019 sampai Januari 2020, setidaknya 28 penyu langka dan dilindungi mati didekat tempat pembuangan limbah PLTU tersebut," tegasnya. 

Diketahui Hamidin adalah salah satu warga kelurahan Teluk Sepang yang mana sejak peletakan Batubara pertama pendirian PLTU Batubara Teluk Sepang sampai hari ini selalu konsisten menolak kehadiran PLTU tersebut. 

Penolakan tersebut Midin memiliki dasar yang kuat, dimana Midin sebelumnya sudah melakukan kajian-kajian serta study banding dibeberapa PLTU di luar Provinsi, di mana PLTU memiliki dampak lingkungan, sosial dan ekonomi masyarakat.

Pewarta : Bisri Mustofa