Perlu Tindakan Preventif di Setiap Zona Penularan Covid-19

ilustrasi

Oleh : Dodik Prasetyo )*

Pada awal masa pandemi Covid-19, semua wilayah di Indonesia dibagi menjadi zona hijau, kuning, jingga dan merah. Pembagian ini diciptakan agar masyarakat tahu wilayah mana yang berbahaya untuk dikunjungi. Namun walau berada di zona hijau, masyarakat harus disiplin dalam menaati protokol kesehatan agar tidak berubah jadi kuning bahkan merah.

Corona belum pergi dari Indonesia dan untuk memudahkan penanganannya, tiap wilayah dibagi jadi zona hijau, kuning, jingga, dan merah. Perbedaan warna zona ini berdasarkan jumlah pasien Covid-19 dan potensi penyebarannya.

Wilayah yang termasuk zona hijau tidak terdampak Corona namun tetap ada resiko penyebaran virus, sedangkan di zona hijau adalah tempat yang penyebaran Covid-19-nya terkendali tapi ada kemungkinan transmisi penyakit. Wilayah yang termasuk zona jingga penyebaran virusnya sedang dan potensi penularannya cukup terkendali.

Sementara wilayah zona merah penyebaran virusnya sangat tinggi dan penularan Corona tak terkendali. Bahkan di Surabaya statusnya berubah zona hitam saking banyaknya orang yang terkena Corona dan penularannya sangat tidak terkendali. Tercatat 6.882 orang yang tertular virus Covid-19. Jumlah itu termasuk 223 tenaga kesehatan yang terkena Corona.

Untuk wilayah yang termasuk zona merah dan hitam, maka tindakan preventifnya adalah dengan mengkampanyekan disiplin mematuhi protokol kesehatan. Jika ada yang terkena Corona maka tetangga dan perangkat desa langsung menolong untuk dibawa ke RS. Keluarganya juga langsung dites swab karena punya resiko terkena virus Covid-19 juga.

Masyarkat juga jangan nekat bepergian ke wilayah dengan zona merah dan hitam. Tunda dulu urusan bisnis dan keluarga, hingga pandemi ini berakhir. Kalau bisa transaksi dan kepentingan lain dilakukan via dunia maya. Walau dalam kondisi sehat, tapi ketika habis dari wilayah zona merah, bisa beresiko terkena dan menularkan virus Covid-19.

Di wilayah zona jingga tingkat penyebaran Corona sedang namun harus ada tindakan untuk melindungi orang yang belum tertular. Selain rajin cuci tangan dan memenuhi protokol kesehatan lain, masyarakat bisa meng-install aplikasi untuk tahu wilayah mana yang ada pasien Covid-19. Jadi bisa dihindari untuk sementara, sampai pandemi mereda.

Sementara di zona hijau, bukan berarti masyarakat boleh melepas masker dan bepergian dengan riang gembira. Walau di sana tidak ada pasien Corona, namun tetap ada resiko penularan virus. Dari orang yang habis bepergian dari kota berstatus zona kuning atau merah.

Apalagi sekarang virus Covid-19 bisa menular lewat udara yang pengap dan kotor. Jadi semua orang harus disiplin mengikuti protokol kesehatan dengan memakai masker dan rajin cuci tangan. Juga menjaga kesehatan dengan makan yang bergizi dan minum air putih dan vitamin C. Karena virus Covid-19 tidak akan hinggap di orang yang imunitas tubuhnya sehat.

Dokter Reisa Broto Asmoro, anggota tim komunikas Gugus Tugas penanganan Covid-19 menyatakan bahwa tiap wilayah bisa berubah warna zonanya. Dari yang resiko rendah bisa berubah jadi tinggi. Karena masyarakat kurang disiplin dalam memakai masker dan menjaga protokol kesehatan.

Menurut dokter Reisa, perubahan zona wilayah ini tergantung dari 3 hal. Yakni tingkat kedisiplinan masyarakat, pengawasan yang ketat dari pemerintah pusat, dan visi daerah agar hidup lebih sehat. Karena di daerah zona hijau yang sehat, masyarakatnya akan kuat dan hidup dengan produktif.

Perubahan warna zona di tiap wilayah bisa terjadi karena kurangnya disiplin masyarakat dalam memakai masker kain. Walau berada di zona hijau, jangan teledor dan seenaknya bepergian tanpa perlindungan. Apalagi mengabaikan aturan jaga jarak. Kita ingin bebas Corona, oleh karena itu harus mematuhi aturan kesehatan yang diberikan oleh pemerintah.

)* Penulis adalah kontributor Lembaga Studi Informasi Strategis Indonesia (LSISI)