Pengamat : Sejatinya Subsidi BBM Harus Disalurkan Pada Sektor Produktif

Ilustrasi

Bengkulutoday.com - Harga minyak mentah dunia sedang anjok akibat dipengaruhi oleh pandemik global. Selain itu ada faktor lain yang juga ikut mempengaruhi, seperti perang harga minyak yang diakibatkan perbedaan pendapat antara Arab Saudi, Rusia dan negara OPEC lainnya.

“Melihat fakta ini saya berharap pemerintah melalui Pertamina tidak terburu-buru untuk melakukan penurunan harga BBM. Sebab turunnya harga minyak mentah dunia itukan hanya bersifat sementara. Apalagi dipengaruhi oleh pandemi Covid-19 yang merata diseluruh dunia. Artinya, pandemi global ini kan bersifat sementara. Jadi, bila pandemi ini usai maka secara otomatis harga minyak mentah dunia akan kembali naik,” jelas pengamat dari Institute For Digital Democracy (IDD), Bambang Arianto, dalam keterangan tertulisnya kepada Bengkulutoday.com, Rabu (20/5/2020).

“Selain itu, diyakini permintaan minyak mentah dunia akan meningkat menjelang akhir tahun 2020. Hal itu sangat tergantung pada sikap negara-negara pengekspor minyak anggota OPEC dan penuntasan pandemi covid-19," katanya.

“Jadi, langkah Pertamina untuk tidak ikut menurunkan harga BBM sudah cukup cerdas. Sebab akan sangat berbahaya bila setelah Pertamina menurunkan harga BBM, kemudian harga minyak mentah dunia naik kembali, maka pemerintah akan kesulitan untuk melakukan penyesuaian harga BBM atau menaikan harga kembali sesuai harga pasar," pungkasnya.

"Lagipula untuk menaikan harga BBM, seringkali dapat menjadi komoditas politik dan bisa melahirkan berbagai aksi penolakan. Selain itu resiko lain dengan menurunkan harga BBM saat ini juga berpotensi memunculkan inflasi jika harga minyak kembali naik," ujarnya.

Meski menurut catatan BBM subsidi diberikan hanya untuk BBM jenis diesel (solar) dan minyak tanah. Tapi, tetap saja nilai subsidi cukup tinggi yaitu di APBN 2020 besarnya 18,7 triliun, sedangkan untuk LPG 3 KG senilai 49,4 tiriliun.

“Jadi ditengah pandemi global saat ini, saya berharap Pemerintah dapat lebih fokus menyalurkan subsidi BBM ke sektor produktif lainnya. Apalagi salah satu sektor produktif seperti UMKM saat ini sangat membutuhkan uluran tangan. Meski begitu, tetap perlu dipastikan juga, bahwa masyarakat menengah kebawah harus tetap mendapat jaminan kesediaan untuk mendapatkan energi dalam jumlah yang cukup," imbuh Bambang Arianto.