Jakarta - dr Jaka Fatria Yudistira mengatakan sebenarnya tidak ada yang punya jurus yang jitu dalam menangani pandemi ini, karena ini adalah virus baru sehingga semua negara coba – coba, seperti halnya manusia virus juga bertahan hidup. Setiap menyebar manusia, virus ini mengubah penampilan dirinya atau mutasi agar tidak dikenali menembus antibodi.
“Kita ini berburu waktu, dalam arti kalau vaksinasinya tidak optimal dalam sekian persen yang divaksin nanti virus tersebut berputar-putar karena dalam waktu 3-6 bulan kondisi tubuh manusia mengalami penurunan anti bodi, inilah kenapa sekarang lebih banyak yang tertular. Kenapa tenaga kesehatan banyak kena, anak-anak kalau awal-awal tidak sekarang juga kena, itu nanti akan kita bahasa karena banyak faktor yang mempengaruhi,” ucap dr Jaka dalam Podcast ICF TV CHANNEL yang tayang pada, Selasa (21/7/2021).
Dikatannya dr Jaka, bahwa dikarenakan mutasi virus saat ini lebih tinggi dibandingkan sebelumnya sehingga vaksinasi tersebut juga mengalami efikasi misalnya varian delta dari Inggris. Artinya harus ada upaya yang lebih ekstra dibandingkan sebelumnya dalam menerapkan protokol kesehatan.
“Kenapa sekarang peningkatannya lebih tinggi penyebarannya dibandingkan sebelumnya karena faktornya adalah masyarakat lalai dalam menerapkan protokol kesehatan dan cenderung abai. Awal-awal kita pakai sarung tangan kemana-mana, kemudian selalu membawa handsanitiser, ketat memakai masker,” tegas ahli patalogi Rumah Sakit Abdul Rajak, Salemba, Jakarta ini.
dr Jaka mengingatkan kepada masyarakat agar yang lebih penting bahwa boleh isolasi mandiri ketika tertular Covid-19 tetapi harus gejala ringan, seperti demam batuk-batuk kecil dengan syarat ada oskimeter, kemudian kadar normalnya diatas 40 persen. Kalau dibawah harus waspada atau warning siap-siap mencari rumah sakit.
“Ketika dirumah yang harus dilakukan juga adalah istirahat juga harus cukup dan makanan yang bergizi, siapkan vitamin C dan D untuk imunitas. Perlu diingat juga kalau ada demam minum paracetamol, kalau ada batuk-batuk minum obat batuk, terakhir anti virus,” urainya.
Masih menurut dr Jaka bahwa dalam menjaga imunitas adalah harus tetap berfikir positif dan yakin dengan upaya dan usaha yang dilakukan pemerintah ditengah pandemi Covid-19, seperti PPKM Darurat yang kemduian diperpanjang dalam membatasi pergerakan masyarakat.
Oleh karena sekali dr Jaka mengajak agar masyarakat tetap patuh dan tidak abai dalam menerapkan protokol kesehatan sehingga menakan angka terpapar Covid-19 dengan mutasi virus tersebut.