Indonesia Targetkan Gaet Investor dan Jadi Global Supply Chain di Ajang Hannover Messe

Foto bersama usai dialog daring bersama FMB9

Jakarta, Bengkulutoday.com - Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyatakan akan mengincar banyak investor dalam ajang Hannover Messe 2023 yang berlangsung di Jerman pada 17-24 April mendatang. Selain sebagai ajang national branding, Indonesia harus bisa memanfaatkan acara industri teknologi terbesar di dunia itu untuk melakukan upaya kerja sama dengan berbagai pihak.

"Jadi di Hannover Messe selain national branding, ada sesuatu yang kita bangun, yakni kerja sama antara Indonesia dengan dunia pemilik teknologi," ujar Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal Kementerian Investasi/BKPM, Nurul Ichwan dalam diskusi FMB9 dengan tema ‘Industri Masa Depan Berwawasan Lingkungan Hannover Messe 2023’, Senin (27/3).

Indonesia sendiri akan menghadirkan 157 co-exibhitor dalam Hannover Messe 2023 dari sesuai tema diusung, yakni Making Indonesia 4.0, Investment/Industrial Parks, Hannover Messe Display Categories, Sustainability & Energy Transition, Human Capital, dan Startups/Innovation.

Karena itu, ajang ini akan dijadikan kesempatan bagi Indonesia untuk menggaet pemilik modal untuk menaruh investasi ke Tanah Air. Apalagi Indonesia memiliki sumber daya alam yang berlimpah yang bisa menarik investor datang.

Nurul menjelaskan, ketertarikan perusahaan-perusahaan asing, khususnya perusahaan otomotif dari Eropa bahkan sudah terlihat beberapa waktu lalu. Menurutnya hal itu tak lepas dari pertumbuhan ekonomi Indonesia yang positif meski di tengah pandemi Covid-19.

"Jadi sudah ada lebih dari 3 perusahaan Eropa yang sudah mendekati kita untuk kolaborasi memanfaatkan teknologi mereka dan memanfaatkan SDA kita," katanya.

Selain itu, lanjut Nurul, Indonesia juga akan memanfaatkan ajang Hannover Messe 2023 untuk menjadi bagian dari global supply chain (rantai pasok global), khususnya dalam industri Electric Vehicle (EV) atau kendaraan listrik.

Nurul menerangkan, dengan cadangan nikel besar yang dimiliki, Indonesia berpeluang menjadi bagian dari rantai pasok global untuk industri baterai kendaraan listrik.

"Di Hannover Messe kita ingin menjadi bagian global supply chain, jadi utk EV battery kita berharap indonesia menjadi salah satu pusat atau hub industrinya," ujarnya.

Meski begitu, Nurul menggarisbawahi, bahwa eksistensi Indonesia masih sebatas pada level-level industri jasa. Sementara dalam konteks proses industri memanfaatkan teknologi yang paling advance Indonesia masih tertinggal.

"Karena itu eksposur Indonesia untuk menjadi bagian mengerjasamakan antara negara yang punya keunggulan komparatif seperti Indonesia dengan keunggulan kompetitif dari teknologi yang ada, itu bisa menghasilkan inovasi-inovasi yang pada akhirnya menjadi bagian global supply chain untuk industri apapun," katanya.

Namun demikian, Nurul menyadari, bahwa semua target untuk menggaet investor dan menjadi bagian global supply chain tidaklah mudah. Menurutnya, semua membutuhkan proses yang memakan waktu yang tidak sebentar.

"Bicara target investasi tidak ada orang yang ketemu sekarang investasi sekarang, tapi kita menyemai. Di Hannover Messe kita memberikan harapan potensial investor untuk berinvestasi di Indonesia," kata Nurul.

Diketahui, Indonesia menjadi Official Partner Country untuk ketiga kalinya di Hannover Messe 2023. Dalam kesempatan itu, Indonesia akan memamerkan sejumlah teknologi industri 4.0 dengan menghadirkan 157 co-exibhitor.

Pameran teknologi itu akan dihadirkan Indonesia melalui Zona National Pavillon dengan subtema Engineered Parts and Solutions, Future Hub, Sustainability and Energy Transition, Global Business and Markets, Compressed Air and Vacuum, Digital Ecosystems, Drive Technology and Automation, serta Motion and Drives.