Heboh Kerajaan Baru, di Bengkulu Republik SLE Berdiri Sejak 2012

Presiden SLE Bagus Arianto

Bengkulutoday.com - Heboh, jika di Purworejo kandas Kraton Agung Sejagad, di Bandung muncul Sunda Empire, Negara Rakyat Nusantara di Jakarta, dan Padang Indonesia Mercusuar di Pariaman, di Bengkulu juga hadir Republik SLE.

Berbeda dari lainnya, Kudeta Republik SLE bukan pada tatanan birokrasi apalagi NKRI, melainkan mencoba menguasai destinasi kuliner di seluruh Indonesia, utamanya Bengkulu.

Republik SLE sendiri sudah berdiri sejak 2012 silam dengan visi membangun perekonomian di zamannya dengan nama asal Ketupek Bengkulu, dan sekarang Republik ini menjelma menjadi sebuah perserikatan kuliner khas Bengkulu.

Ada Ketupek Bengkulu yang masih bertahta hingga kini, Kopi rempah-rempah SLE, Teh SLE, sampai dengan menu khas Gulai Lema. Menu yang berasal dari hasil permentasi Rebung.

Kenapa Lema yang dipilih oleh Republik SLE? Karena tradisi Republik SLE selalu mengangkat hal-hal yang spesifik, yang tidak ada persamaannya di tempat lain, walau dengan nama yang berbeda.

​Kopinya sendiri, Kopi SLE, kopi asli Bengkulu dengan cita rasa yang berbeda pada setiap suhunya, mengangkat komposisi bahan rempah-rempah seperti Kapulaga, Kayu Manis, Kulit Jeruk Purut, Cengkeh, Jahe, Kulit Manggis, Kembang Lawang, ditambah Gula Aren, yang mampu menghilangkan indikasi sakit ringan seperti masuk angin, lelah, melancarakan haid, dan masih banyak lagi. 

Kekayaan alam Bengkulu yang jadi sasaran jajahan Inggris pada abad 17 lalu, menyisakan kekayaan alam yang tidak akan pernah habis dan jadi misi Bagus Ariyanto, Presiden SLE, memanfaatkan potensi Bumi Raflessia ini.

Lokasi Republik ini strategis, berada di objek wisata Pantai Panjang, bersebelahan dengan bangunan bernilai historis Peninggalan Inggris, Benteng Malborough, sekira 5 Kilo meter dari pusat kota Bengkulu, berhadapan dengan pusat belanja Bencoolen mall. Mampu beradaptasi dengan aktivitas milenial tanpa menghilangkan sajian budaya leluhur. (Bisri)

S