Bengkulutoday.com - Hari Ulang Tahun (HUT) Bhayangkara ke 73 di Polda Bengkulu disemarakkan berbagai kegiatan. Puncak perayaan HUT Bhayangkara akan digelar pada 10 Juli 2019 nanti, namun sebelum itu, Polda menggelar event besar yang eksentrik, yakni pameran dan kontes batu akik atau batu mulia. Kegiatan itu diselenggarakan di Bencoolen Indah Mall (BIM), yang berlokasi di pinggir kawasan wisata Pantai Panjang.
Dibuka langsung oleh Kapolda Bengkulu Brigjen Pol Supratman, pameran dan kontes batu akik diniatkan untuk kembali merangsang para penggemar atau kolektor batu akik dan batu mulia dari berbagai penjuru di Indonesia.
Event tersebut diklaim sebagai event pameran dan kontes terbesar di Indonesia yang digelar dari tanggal 4 sampai dengan 7 Juli 2019.
"Dari luar Bengkulu banyak yang datang, dengan kegiatan ini semoga dapat kembali menjadikan batu akik dan batu mulia sebagai pusat perhatian, selain itu, dengan event ini akan mendongkrak perekonomian lokal dan kepariwisataan di Bengkulu," kata Kapolda Bengkulu Brigjen Pol Supratman dalam sambutannya saat membuka acara pameran dan kontes batu akik/mulia di BIM, Kamis (4/7/2019).
Kapolda bertutur bahwa batu akik di Bengkulu tidak kalah dengan daerah lain. "Batu akik red rafflesia dulu pernah populer, sekarang ini sudah mulai kendur, dengan event ini mudah-mudahan akan kembali bergairah bagi kolektor, pengrajin dan juga penggemar batu akik, baik di Bengkulu maupun di daerah lain," ucap Kapolda.
Selain pameran dan kontes, nantinya akan dilelang beberapa batu akik dan batu mulia. Kata Kapolda, sebagian uangnya akan disumbangkan untuk masjid, anak yatim dan Yayasan Bhayangkari.
Untuk kontes batu akik dan batu mulia, juri yang didatangkan berasal dari Yogyakarta, yakni Raden Tumenggung Budi Adipuro.
Budi Adipuro menjelaskan, penilaian batu akan berbeda-beda, ada dua jenis penilaian yakni penilaian jenis batu beningan dan batu bergambar.
"Batu bening sistem penilaiannya standar internasional 4 C, yaitu warnanya, kebersihannya, potongannya dan bentuk potongan. Sehingga semuanya diperhatikan apakah itu asli atau tidak. Sedangkan untuk batu gambar penilaian sangat banyak yaitu gambarnya harus mendekati objek tujuannya, seperti gambar binatang harus mendekati dengan visual tanpa disenter, itu untuk membedakan, karena sekarang lagi buming, banyak orang yang membikinnya, kita juga akan melakukan cek laboratorium agar keasliannya terjamin," kata Budi Adipuro.
Batu yang ikut bertanding dimulai dari harga Rp 300 juta sampai Rp 1 miliar. Khusus batu rafflesia, kata Budi Adipuro termasuk batu mahal karena masuk kelas kasadoni. "Itu main warna, ada warna merah, orange, kuning dan putih," katanya.
"Batu Bengkulu itu bergensi karena warnanya lebih bagus, yang kita dengar sampai ratusan juta juga harganya," jelas Budi Adipuro.
Untuk peserta kontes, menurut Budi akan diikuti oleh petanding dari berbagai daerah. "Bisa jadi ribuan batu dan kolektor-kolektor raksasa dari setiap provinsi di Indonesia," imbuhnya.
Dalam kontes batu akik itu, panitia menyiapkan hadiah berupa uang tunai total Rp 80 juta. Juara satu akan mendapat Rp 45 juta, juara dua Rp 25 juta dan juara tiga Rp 10 juta. Batu yang menang harganya akan naik bisa diatas ratusan juta.
Selain itu juga disiapkan doorprize berupa 2 unit sepeda motor dan hadiah menarik lainnya seperti kulkas, kompor gas dan kipas angin.
(Js)