Bersiaplah ! Semakin Bertambah Usia, Kamu Akan Semakin Sendiri

Ilustrasi

Seiring bertambahnya umur, kamu akan semakin merasa kesepian. Padahal dulu, beberapa tahun sebelumnya, di mana kamu masih berada di masa-masa kuliah, kamu hampir tak pernah merasa kesepian lantaran begitu banyak orang yang bergaul dan bergurau di sekelilingmu. Teman menjauh dan lepas sendiri dari kehidupanmu memang bukan pilihan. Tapi apa daya, kamu tak bisa memungkiri di mana keadaan harus mulai dikerjakan dengan sendiri.

Nah, memasuki usiamu yang ke 25, kamu memandang daftar panjang nomor kontak teman-teman di ponselmu dan menyadari, hanya sedikit dari mereka yang terus berhubungan denganmu hingga saat ini, hingga hari ini. Kamu pun membayangkan, semakin bertambahnya usia nanti, temanmu hanya dapat dihitung jari. Lalu, bagaimana kamu menjalani hari

Jangan bersedih, bagaimanapun hidupmu akan terus berjalan. Dengan atau tanpa banyaknya teman kamu harus melewatinya fase demi fase dalam hidupmu.

Tidak sedikit yang merasa menyesal hidup di fase dewasa. Saat kamu akhirnya tahu bahwa beberapa ikatan pertemanan berakhir karena kealpaanmu menjaganya. Bukan untuk direnungi, meski hidup sendiri dan jauh dari keakraban, ada yang jauh lebih penting dari pada memikirkannya. Hidup berguna untuk sendiri dan orang lain.

Kamu harus menyisihkan waktu dan tenaga untuk melanggengkannya. Tapi kalau sekarang sudah terlewat, kamu bisa apa?

Awalnya, kamu akan kaget dulu mendapati betapa lingkaran pertemananmu makin menyempit dari hari ke hari. Setiap mau pergi, entah hanya makan atau liburan, kamu malah sedih duluan. Gara-garanya tak ada lagi kawan yang bisa diajak mendampingi. Ya gimana, kamu hanya perlu membiasakan diri. Toh sama halnya dengan mereka, kamu sudah punya kesibukan sendiri.

- Mulai dari sekarang, jangan lagi keberatan melakukan semuanya sendirian.

Manusia memang berkodrat sebagai makhluk sosial. Tapi, bukankah semua orang pada akhirnya nanti akan sendiri.

Jadi, kenapa kamu tidak mulai melatih diri? Apa yang kamu takutkan? Bukan mengajarimu menjadi anti sosial, tapi akan lebih baik jika hidupmu tak lagi bergantung pada mereka yang disebut “kawan.”

Kehilangan pertemanan merupakan hal yang wajar dalam perjalanan hidup. Adalah proses selektif ketika tidak semuanya sejalan dengan tujuan hidupmu. Sadari saja, jika tidak semua ikatan pertemanan bisa bertahan selamanya. Hidupmu bukan sebuah lapangan bola yang bisa menampung ratusan orang di saat bersamaan.

Berdamailah dengan dirimu sendiri dulu, dan ikhlaskan kawan-kawanmu yang pergi bergantian itu. Caranya adalah dengan berusaha untuk tidak keberatan saat harus melakukan berbagai hal sendirian. Jangan lagi terusik omongan orang saat harus makan atau nonton bioskop sendirian. Biasakan dirimu “nyaman” tanpa pendampingan. Jika ditemani diri sendiri saja kamu merasa jengah, bagaimana bisa kamu membuka ruang untuk pendampingan orang lain?

- Membiarkan beberapa pergi, untuk kemudian kamu tahu siapa kawanmu yang sejati

Begitu kata orang, memang begitu seharusnya, kan? Camkan pada dirimu, penting untuk menemukan teman-teman sejati sebelum memasuki usia matang di kepala 3 nanti. Yakni mereka yang menerimamu apa adanya, tak hanya hadir saat suka saja, saat duka pun ada. Mereka yang tidak meninggalkanmu di momen tergelap dalam hidup, mereka yang dengan gigih mendukungmu setiap dihadang masalah. Perlahan tapi pasti, kami akan ada di lingkaran kecil orang-orang seperti ini.

Kawan-kawan semacam ini, kan yang layak dipertahankan seumur hidup? Usia 20-an akhir, atau jelang 30 ialah saat paling tepat untuk menumbuhkan dan menjaga perkawanan sejati, juga berada pada fase terawan dikhianati. Antara memilih juga membiarkan, biarkanlah mereka yang pergi, apalagi yang tak pernah sevisi. Selalu syirik setengah mati saat dirimu mendapatkan prestasi. Lepaskanlah.

- Bukan yang kamu inginkan, tapi karena kamu butuh

Tuhan memberi apa yang kamu butuh, bukan yang kamu inginkan. Kalau kamu nggak berhenti bertanya-tanya, kenapa semakin banyak usiamu, kemampuanmu untuk bersosialisasi semakin menurun. Kenapa pula hasratmu untuk menjalin pertemanan dengan orang lain berkurang drastis dari saat kamu masih sekolah atau kuliah. Jawabannya cuma satu, kamu udah nggak butuh mereka. Karena menurut Tuhan, kamu sudah mampu melakukannya sendiri, atau dibantu jumlah teman yang tak lebih dari jumlah jari-jari.

Pada dasarnya, sedikit teman tapi berkualitas jauh lebih berharga daripada banyak teman tapi sering menghilang dan tidak paham keadaan.

Teman-temanmu yang sudah membuktikan kualitasnya ini, layak untuk kamu pertahankan. Tidak perlu menjadi teman semua orang, karena kamu juga tidak membutuhkan semua orang untuk memahamimu.

Jadi, ketika kamu sudah paham kondisi ini, kamu tak akan lagi termenung memikirkan kehidupanmu di kesendirian. Perlahan-lahan, kamu akan tau siapa yang benar-benar menjadi orang terkasih di kehidupanmu. (Bisri)