Bank Indonesia: Ekonomi Berisiko Melambat, Tapi Inflasi Terjaga!

Sharing Informasi dan Diskusi dengan Kementerian dan Lembaga Hasil Rapat Dewan Gubernur Bulan Juni 2019 di Gedung Bank Indonesia

Bengkulutoday.com - Deputi Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia IGP Wira Kusuma memprediksi ekonomi domestik tahun 2019 berisiko tumbuh lebih lambat dari prakiraan. Meskipun demikian, menurutnya inflasi masih terjaga dan konsumsi dalam negeri tetap baik.

Pernyataan tersebut disampaikan olehnya dalam acara Sharing Informasi dan Diskusi dengan Kementerian/Lembaga Hasil Rapat Dewan Gubernur Bulan Juni 2019 di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Senin (1/7/2019), dilansir dari Kominfo.go.id.

Menurut Wira Kusuma beberapa faktor yang mempengaruhi hal ini adalah adanya perlambatan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) dan perdagangan dunia, ditambah dengan adanya perang dagang antara Amerika Serikat dengan Cina.

Lambatnya pertumbuhan ekonomi domestik ini ditambah dengan investasi yang juga berkurang mengakibatkan defisit neraca transaksi berjalan meningkat.

Meskipun demikian, konsumsi di dalam negeri nilainya tetap baik, nilai tukar stabil, dan inflasi tetap terjaga, bahkan neraca pembayaran nilainya surplus.

Dalam menghadapi kondisi ini, Bank Indonesia menetapkan suku bunga acuan tetap sama seperti sebelumnya yaitu 6 persen, menerapkan kebijakan makroprudensial yang akomodatif, menguatkan kebijakan sistem pembayaran dan pendalaman pasar keuangan, serta mempererat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait.

Atasi Hoaks

Sementara Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia Onny Widjanarko menekankan pentingnya kerja sama semua pihak agar pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat tumbuh di atas 5 persen.

Widjanarko menyinggung maraknya informasi hoaks tentang ekonomi Indonesia dan berharap humas dari kementerian/lembaga mampu menangkal informasi yang tidak benar itu. "Humas bertugas memberikan informasi faktual dan bisa menjawab hoaks," kata Onny.

Menurut Widjanarko, Bank Indonesia saat ini menghadapi tiga tantangan besar, yaitu beredarnya informasi yang asimetri, adanya sentimen, dan isu hoaks.

Oleh karena itu, Kepala Departemen Komunikasi BI berharap agar kerja sama antar kementerian/lembaga dengan Bank Indonesia dapat terjalin dengan lebih erat. "Sinergi dan koordinasi semakin erat," katanya.

Acara yang diikuti perwakilan kementeriand an lembaga itu mengupas kondisi ekonomi terkini dari berbagai departemen di Bank Indonesia yaitu Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia, Departemen Kebijakan Makroprudensial, dan Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran.

(**)