Ideologi dan Hari Kesaktian Pancasila

Selamat Hari Kesaktian Pancasila

Penetapan Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa dan fondasi negara bukan suatu hal yang mudah. Sebab proses perumusannya terjadi dinamika pemikiran, pendapat antar kelompok, agar tidak ada unsur diskrimnasi dalam mengimplementasikan.

Perbedaan pendapat tidak menjadi hambatan untuk menghasilkan sesuatu yang lebih baik. Sehingga hasil nilai-nilai yang dimakjulkan dalam pancasila oleh founding father amat mewujudkan kesatuan dan persatuan, tetapi tanpa mematikan atau melenyapkan kebhinekaan yang ada.

Pancasila merupakan fondasi suatu bangsa dalam keberagaman baik budaya, agama, ras dengan tujuan toleransi hidup berbangsa dan bernegara. Kesetaraan dan persatuaan sangat erat dalam nilai pancasila, tidak ada yang meragukan nilai-nilai pancasila, bahkan kekuatan falsafah tersebut terbukti selama 71 tahun sejak berdirinya Negara Indonesia. Walaupun historisnya nilai pancasila akan di ubah pandangan menjadi komunis oleh sekelompok organisasi (PKI) , namun kejadian tersebut mendapat pergolakan demi keutuhan pancasila.

Oleh karena itu semua persoalan bangsa dapat diselesaikan seandanyai kita memiliki ideologi yang kuat dan Pancasila dijadikan acuan utama dalam memecahkan segala persoalan-persoalan tersebut. Secara empiris, hilangnya nilai persatuan dan toleransi belangkangan ini membuat konflik agama, budaya memuat. Cita-cita founding father merumusakan pancasila agar kemudian hari rakyat indonesia menjunjung persatuan, kesatuan toleransi dan nasionalisme mulai pudar. Sebab, perlawanan rakyat dulu melawan para penjajah secara bersatu tanpa ada identitas belaka tidak dikenang oleh rakyat Indonesia.

Ideologi

Istilah ideologi berasal dari kata 'idea' (inggris) yang berarti gagasan, konsep, pengertian dasar, cita-cita; dan kata 'logi' yang dalam bahasa Yunani logos artinya ilmu atau pengetahuan. Secara Harfiah, Pengertian Ideologi adalah pengetahuan tentang gagasan-gagasan, pengetahuan tentang ide-ide, science of ideas atau ajaran tentang pengertian-pengertian dasar.( artikelsiana.com)

Indonesia menganut paham Ideologi Pancasila yang mengadung nilai pluralitas dan moralitas. Maka dari itu, nilai-nilai yang terdapat pada suatu pancasila menjadikan kehidupan rakyat Indonesia menarik perhatian dunia, sikap yang santun, ramah dan suka menolong menggambarkan bhawa ideologi tersebut layaknya dianut oleh Indonesia. sebab, cita-cita founding father dalam mengesahkan ideologi tersebut tanpa ada unsur diskriminasi. Meskipun perbedaan identitas ditimbulkan dalam proses pembuataannya.

Ada tiga unsur terdapat dalam Ideologi Pancasila, pertama Nilai dasar Pancasila tumbuh baik dari sejarah perjuangan bangsa Indonesia melawan penjajahan yang telah menyengsarakan rakyat, maupun dari cita-cita yang ditanamkan dalam agama dan tradisi tentang suatu masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan kebersamaan, persatuan dan kesatuan seluruh warga masyarakat yang bersifat umum tanpa terikat oleh waktu. 

Kedua, nilai instrumental merupakan kebijaksanaan, strategi, organisasi, sistem, rencana, program, bahkan juga proyek-proyek yang menindaklanjuti nilai dasar tersebut. Lembaga negara yang berwenang menyusun nilai instrumental ini adalah MPR, Presiden, dan DPR.

Terakhir dan ketiga, Nilai praksis terdapat pada demikian banyak wujud penerapan nilai-nilai Pancasila, baik secara tertulis maupun tidak tertulis, baik oleh cabang eksekutif, legislatif, maupun yudikatif, oleh organisasi kekuatan sosial politik, oleh organisasi kemasyarakatan, oleh badan-badan ekonomi, oleh pimpinan kemasyarakatan, bahkan oleh warganegara secara perseorangan. 

Agar penerapan ideologi Pancasila dalm kehidupan sehari-hari dapat berjalan lancar dan berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan oleh founding father maka diperlukan aktualisasi. Dinamika dalam mengaktualisasikan nilai Pancasila ke dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan benegara adalah suatu keharusan, agar Pancasila tetap selalu relevan dalam fungsinya memberikan pedoman bagi pengambilan kebijaksanaan dan pemecahan masalah dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Agar loyalitas warga masyarakat dan warga negara terhadap Pancasila tetap tinggi.

Namun , jika nilai tersebut tidak teraktualisasi, maka kesenjangan dapat terjadi seperti era sekarang ini yang menimbulkan konflik antar agama dan budaya, bahkan menghilangkan kredibilitasnya. Ditambah lagi dengan pengaruh kemajuan ilmu dan teknologi, khususnya teknologi komunikasi, terjadilah perubahan pola hidup masyarakat yang begitu cepat.

Tidak satupun bangsa dan negara mampu mengisolir diri dan menutup rapat dari pengaruh budaya asing. Tantangan terbesar bagi suatu ideologi terdapat pada konsistensi pada nilai dasar yang dirumuskan, jika nilai dasar pancasila sudar pudar dalam jiwa ruh setiap bangsa, maka ideologi bangsa Indonesia pun nomaden.

Kesaktian Pancasila

Peristiwa 1 oktober ditetapakan sebagai hari kesaktian pancasila, penetapan tersebut didasari pada kelompok yang ingin mengubah minsed bangsa Indonesia menjadi komunis. Hari yang bersejarah dengan pergolakan yang hebat sekaligus mengenang pahlawan revolusi dalam mempertahankan butiran nilai-nilali pancasila. Sebagian masyarakat mengenang peristiwa tersebut merupakan “peristiwa lubang buaya” yang memakan korban Jend. TNI Achmad Yani, Letjen. TNI Suprapto, Letjen. TNI S. Parman, Letjen. TNI M.T. Haryono, Mayjen. TNI D.I. Panjaitan, Mayjen. TNI Sutoyo S, dan Kapten CZI TNI Pierre Tendean.

Peringatan hari kesaktian pancasila harus dijadikan sebagai kesempatan untuk merefleksikan tentang pemaknaan nilai-nilai dan kesaktian Pancasila itu sendiri. Terkhusus untuk para generasi muda bangsa sebagai Agen of change. Sebab belakangan ini, hari kesaktian pancasila dilakukan secara serimonial tanpa ada upacara peringatan terhadap pahlawan yang mempertahankan nilai-niali pancasila. Lunturnya nasinonalisme dan budaya dikalangan para kaum remaja merupakan pengaruh dari globalisasi yang sangat kuat, sementara upaya untuk merevitalisasi tidak pernah dilakukan.

Nilai-nilai pancasila hanya dijadikan sebagai suatu sejarah, kita hanya sering menghafal dibandingkan mengaktualisasikan pada kehidupan sehari-hari. sudah sepatutnya kita untuk kembali kepada jati dirinya melalui pemaknaan kembali dan rekonstruksi nilai-nilai luhur budaya bangsa.

Upaya yang perlu dilakukan adalah menguak makna substantif nilai-nilai kearifan lokal. Keterbukaan dikembangkan menjadi kejujuran dalarn setiap aktualisasi pergaulan, pekerjaan dan pembangunan, beserta nilai-nilai budaya lain yang menyertainya. Norma kesantunan sebagai keramahtamahan yang tulus menjadikan ciri dari budaya Indonesia.

Sesuai dengan pernyataan Ali Murtopo (1978), masyarakat Indonesia khususnya generasi muda harus membangkitkan kembali rasa cinta terhadap tanah air. Namun bukan dalam bentuk zaman yang lalu, sesuai dengan keadaan sekarang ini. Akan rasa cinta tersebut diarahkan untuk mengatasi semua permasalahan bangsa, dengan sikap yang jujur, adil, disiplin, berani melawan kesewenang-wenangan, tidak korup, toleran, dan bersahaja. Diharapkan bangsa ini dapat bersama-sama merasakan kehidupan secara arif dan bijak menuju kehidupan yang lebih baik, sejahtera, damai dan penuh keadilan.

Momentum Kesaktian Pancasila sebaiknya dijadikan semangat untuk menjadikan Pancasila sebagai sarana untuk mempersatukan bangsa Indonesia yang selama ini banyak menimbulkan konflik terutama konflik agama dan etnis yang terjadi di Sumatera Utara dan generasi muda (agent of change) sudah sepatutnya untuk kembali kepada jati dirinya melalui pemaknaan kembali dan rekonstruksi nilai-nilai pancasila.

***

Dedy Syahputra, artikel telah tayang di www.qureta.com