HUT Provinsi Bengkulu, Gus Muwafiq Minta Tiru Sikap Kesatria Jokowi dan Prabowo

Tabligh akbar HUT Provinsi Bengkulu

Dalam rangka HUT ke 51 Provinsi Bengkulu, Gubernur Rohidin Mersyah datangkan K.H. Ahmad Muafiq (Gus Muwafiq) untuk mengisi Tabligh Akbar Kebangsaan di halaman Masjid Raya Baitul Izzah Kota Bengkulu, Rabu (30/10/19).

Di hadapan ribuan jamaah, Gus Muwafiq yang dikenal sebagai Kiai NU menyampaikan pesan-pesan kebangsaan agar jangan berlebihan menyikapi peristiwa politik.

"Ya biasa-biasa saja. Jangan terlalu reaktif terhadap momen politik," sampai Gus Muwafik.

Kita mau apa, lanjut Gus Muwafik dalam jeramahnya, ketika 2 Capres yang mulanya didukung dengan sangat berlebihan di pesta demokrasi jadi satu dalam pemerintahan. 

"Sikap kesatrinya kedua pasangan pak Jokowi dan pak Prabowo harusnya jadi tauladan. Mereka lebih mementingkan bangsa daripada hanya sekedar kekuasaan," tegasnya.

Sementara Gubernur Rohidin dalam sambutannya menyampaikan, Tabligh Akbar digelar selain sebagai wujud syukur atas kondusifnya negara pasca Pilres hingga sukses melahirkan pemimpin yang resmi, juga atas capaian peningkatan kelembagaan Polda dari mulanya Tipe B menjadi Tipe A.

"Tentu ini merupakan wujud syukur atas kondusifitas politik dan naiknya tipe kelembagaan Polda Bengkulu. Hadiah terindah bagi provinsi Bengkulu yang sudah berumur 51 tahun," sampai Gubernur Rohidin.

Dihadirkan Gus Muwafik ke Bengkulu, tambah Gubernur Rohidin, adalah untuk memberikan pencerahan kebangsaan agar kita terlepas dari pengkotak-kotakan karena politik dan perbedaan kebangsaan. 

"Kita kenal Gus Muwafik sebagai kiai kebangsaan. Sudah malang melintang di Indonesia bahkan sudah keliling ke berbagai negara hanya untuk menyampaikan misi islam rahmatan lil alamin," tutup mantan Wakil Bupati Bengkulu Selatan ini.

Menurut Kiayi Ngadri yang juga Ketua PC NU Rejang Lebong menilai Gubernur Rohidin yang menghadirkan Tokoh NU dari Jogjakarta ini sebagai penceramah adalah pemimpin yang juga patut untuk ditiru.

"Saya kira inilah contoh seorang pemimpin, meskipun beliau berbasis Muhammadiyah, namun ketika menjadi gubernur maka ia menjadi milik seluruh masyarakat Bengkulu yang harus mengayomi seluruh masyarakat. Sehingga masyarakat tidak terkotak-kotakkan oleh paham-paham keagamanaan maupun ormas keislaman. Pantas ditiru," terang Kiayi Ngadri yang hadir bersama rombongan.