Herd Immunity = Genosida

Elfahmi Lubis

"Herd immunity dapat terjadi bila sekitar 65 persen hingga 75 persen dari populasi terinfeksi. Dalam herd immunity, berlaku hukum rimba siapa yang kuat maka dia akan hidup, sebaliknya mereka yang lemah akan mati".    

Banyak pertanyaan muncul di publik, kapan pandemi Covid-19 akan segera berakhir? Pertanyaan itu sebenarnya bentuk keputusasaan atas kondisi yang ada. Pandemi ini telah menyebabkan "kiamat kecil" bagi peradaban manusia modern.

Semua mobilitas orang orang terhenti dengan kebijakan stay at home dan work from home. Aktivitas ekonomi lumpuh, PHK dimana-dimana dan ancaman kemiskinan dan kelaparan siap menghantui. Kita tidak tahu kapan kondisi tidak menentu ini akan berakhir.

Sepanjang cara pemerintah tidak serius dan cenderung parsial dalam memutus rantai penularan, mungkin jalan panjang bagi kita untuk kembali lagi pada kondisi normal. Diperparah habit (kebiasaan) masyarakat kita yang jauh dari sikap disiplin sebagaimana diatur dalam protokol kesehatan pencegahan Covid-19.  Ditengah kondisi yang serba tidak menentu ini publik dan negara sepertinya sama-sama melakukan "perlawanan".  

Jika perlawanan publik ditunjukkan dengan sikap yang mulai "membangkang" terhadap anjuran pemerintah untuk tidak keluar rumah, menghindari kerumunan, cuci tangan dan gunakan masker.

Hal itu dibuktikan dengan ramainya pasar, mall, tempat wisata, dan lalu lalang di jalan raya akhir-akhir ini. Sementara negara sendiri melakukan "pembangkangan" dengan cara mulai mengendorkan PSPB, mengizinkan aktivitas moda transportasi darat, laut, dan udara beroperasi.

Walaupun terkesan kebijakan yang paradoks dan membingungkan rakyat.  Sepertinya negara sudah mulai menyerah dengan pandemi ini. Soalnya, apapun intervensi kebijakan pemerintah dalam upaya memutus rantai penularan tidak memberikan hasil maksimal. Saban hari angka orang yang terinfeksi positif Covid-19 semakin bertambah bahkan kurvanya cenderung terus naik. Dalam kondisi seperti ini, maka muncullah isu soal herd immunity, sebagai solusi akhir dan sekaligus solusi keputusasaan.

Dalam konteks ini jika benar herd Immunity akan menjadi solusi, maka saya mengatakan ini sama saja tindakan GENOSIDA ... YA ... GENOSIDA .... PEMUSNAHAN MASSAL? SERAM DAN SANGAT MENGERIKAN ??? Lalu apa itu herd immunity?  Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tidak memberikan rekomendasi setiap negara untuk menerapkan herd immunity sebagai cara untuk memutuskan rantai penyebaran Covid-19.

Dikutip dalam Euronews, herd immunity adalah konsep epidemiologi yang menggambarkan bagaimana orang secara kolektif dapat mencegah infeksi  jika beberapa persen populasi memiliki kekebalan terhadap suatu penyakit. WHO menilai cara mendapatkan herd immunity dengan pembiaran masyarakat tertular oleh virus sebagai hal yang berbahaya dan ancaman bagi kemanusiaan.

Business Insider (16/05/20/, dimana puluhan ribu yang meninggal hanya sekitar 5 persen yang kebal. Selain itu manusia bukan ternak (herds),  herd immunity biasanya digunakan untuk menghitung berapa orang yang perlu di vaksin dari populasi untuk menghasilkan efek tersebut. Oleh sebab itu vaksin merupakan satu-satunya cara terbaik untuk herd immunity.

----------------------------------------------

Oleh: Elfahmi Lubis, Dosen UMB