Gus Baha: Nabi Melarang Berbuat Maksiat Diceritakan dengan Orang Lain

Gus Baha

Bengkulutoday.com - KH Ahmad Bahauddin atau yang akrab disebut Gus Baha, seroang ahli tafsir, santri kesayangan Almarhum Syech Mbah Maimun Zubair menyampaikan sebuah hadist shohih "Qullu Ummatti Muafan Illa Mujahirin", yang artinya: semua umatku dimaafkan oleh Allah, kecuali orang yang memperlihatkan dosanya.

Gus Baha pun memberikan contoh misalnya: zina di jalan, mencuri terang-terangan. "Ada orang zina di jalan, setelah zina dia ceritakan atau setelah mencuri dia ceritakan, misal lagi ada orang pada malam harinya berzina, kemudian siangnya dia ceritakan kepada orang lain. Orang-orang ada yang tanya, Gus ini hadist apa, kok aneh, orang cerita dosa kan jujur, dalam satu sisi jujur kok malah tidak dimaafkan, yang tidak bilang/jujur kok malah dimaafkan," tutur Gus Baha dalam ceramahnya yang diaudiokan di Youtube.

Gus Baha lantas memberikan argumentasi terhadap hadist nabi, kita wajib membelanya. Dia kemudian mengumpamakan seandainya saat masih seseorang ketika masih muda berbuat zina, kemudian dia ceritakan hal tersebut kepada orang lain. Kemudian, pada suatu saat nanti orang tersebut menjadi menjadi orang alim atau kiai.

"Kalau kemudian kiai punya masa lalu pernah maksiat, pasti pikiran banyak orang ternyata maksiat itu biasa, kiai saja pernah maksiat. Jangan-jangan nanti jadi gerakan maksiat yang masif, menganggap maksiat hal biasa, lha kiai saja pernah maksiat," tuturnya.

Akhirnya, dengan argumentasi tambahan tersebut Gus Baha menguatkan bahwa lebih baik perbuatan maksiat tidak usah diceritakan kepada orang lain. "Lebih baik tidak jujur dari pada jujur," katanya lagi.

"Makanya kalau sudah maksiat, langsung istighfar saja, karena kalau diceritakan kepada orang lain malah repot," imbuhnya.

Gus Baha kembali mengingatkan bahwa Nabi Muhammad SAW lebih tau dari pada kita. "Nabi Muhammad A'lamu Minna," katanya.

"Nabi itu orang pintar, pintar beneran, saya tidak menemukan nabi didepan sahabat kalah (debat), meski sahabat membantahnya menggunakan akal, inikan kualitas akal dengan wahyu itu beda, kalau akal biasanya kualitasnya tidak jangka panjang, sedangkan kecerdasan nabi itu abadi sampai kiamat," kata Gus Baha.

Dia pun mengingatkan agar umat mengikuti ulama. "Kalau pengen bener ya ikutlah ulama, karena ulama bacaannya banyak.

"Saya tidak bisa bayangkan kalau semua orang maksiat berkata jujur,  selama ini orang-orang ahli ibadah itu terlalu jujur, karena tidak ada ilmunya terkadang. Dia mengaku pernah maksiat, kadang itu keliru, itu bahaya sekali, karena kalau itu nanti didengar anak cucunya, setiap anak cucunya (maaf) mau zina, halah dulu embah saya juga pernah kok zina, saya dengar sendiri. Padahal niatnya jujur, tapi arti jujur ini melanggar aturan nabi, makanya kita harus percaya nabi, karena nabi lebih tahu daripada kita," ucapnya lagi.

Untuk mendengar langsung ceramah Gus Baha dapat dilihat di link Youtube ini: Rahasia dosa yang tak bisa di Maafkan