Generasi Millenial Lampung Cegah Hoax

Generasi Millenial Lampung Cegah Hoax
Generasi Millenial Lampung Cegah Hoax

Lampung, Bengkulutoday.com - Salah satu kaum millenial di Lampung Illa Fadila Sari S.Sos M.H mengemukakan hoax harus diperangi, karena hoax merupakan sebuah berita bohong yang sengaja dibuat atau disebarkan, Selasa 26 Februari 2019.

Menurutnya, berita benar sekalipun dapat dikatakan berita hoaks apabila tidak sesuai dengan konteknya. Foto beberapa tahun lalu yang memang benar digunakan kembali untuk kepentingan tertentu pada waktu tertentu.

Adapun beredarnya hoaks atau berita bohong ini lebeh cenderung terjadi di media online ketimbang media cetak. Karena akses media online yang cepat dan objek di media online merupakan semua kalangan.

Illa Fadlullah menjelaskan ciri-ciri berita hoaks diantaranya judul yang biasa digunakan cenderung provokatif, sehingga mengundang minat penggiat media online. Biasanya judul yang digunakan diberi warna tebal. Menggunakan judul dengan kalilmat yang relatif panjang. Judul juga biasanya menggunakan tanda baca, yakni tanda seru (!)

Adapun tujuan penyebaran berita hoaks berbagai macam diantaranya membuat resah, menebrakan kebencian sehingga setiap pihak saling menyudutkan satu sama lain.

Menangkal hoaks merupakan peran kita bersama, adapun sedikit hal yang dapat kita lakukan untung menangkal hoaks yakni cermat dalam bermedia. Mampu memilih, memilah beruta yang layak konsumsi. Jangan sampai kita menjadi korban hoaks atau bahkan pelaku penyebaran hoaks itu sendiri karena ketidakcermatan kita dalam bermedia.

Selain cermat, kita juga harus mencari sumber informasi lain sebagai perbandingan kebenaran dan keabsahan berita yang ditemukan. Atau mencari sumber rujukan yang dapat dipercaya dan memang sudah dikenal masyarakat media tersebut.

Adapun hate speech atau ujaran kebencian di media sosial merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari berita hoaks, karena salah salah satu penyebaran berita hoaks yakni menyebrakan ujaran kebencian ditengah-tengah kepentingan yang beragam.

Di bagian lain Karno Ahmad Sutaryo S.Sos.I menjelaskan dalam media online yang memang lebih sulit pengkondisiannya dari pada media cetak terkadang berita hoaks sengaja dibuat sebagai ladang bisnis. Dalam artian pembuat berita hoaks memiliki kepentingan berupa materi terhadap berita yang dibuat dan disebarkan.

Selain itu, berita bohong juga terkadang sengaja dibuat dibali kepentingan politik oleh oknum tertentu untuk mengunggulkan calon yang diusung atau bahkan menjatuhkan calon lawan. Tidak jarang berita bohong juga dibuat dan disebarkan sebagai pemecah konsentrasi, sehingga perhatian public tertuju pada berita bohong yang dibuat dan lupa terhadap focus yang sebenarnya.

Adapun langkah-langkah yang dapat dilakkukan untuk menangkal berita bohong. Cermat, hampir sama dengan cermat yang dimaksud pemateri1.Dimana kemampuan pengguna atau penikmat berita untuk menganalisis, memilih berita yang akan dikonsumsi dan disebarkan.

Membuat mini kelompok, atau kelompok-kelompok kecil sebagai wadah untuk menyaring berita dan sebagai komunitas yang menyuarakan atau mensosialisasikan cara memilih berita yang dapat dipertanggung jawabkan. Sedangkan Wirdayanti S.Pd, M.Pd Menjelaskan hak media dalam proses Pemilu yakni memberikan informasi pemilu yang berimbang, tidak memihak pada pihak mana pun. Membangun kesadaran berpolitik melalui media, baik media cetak maupun media online dan lain sebaginya. Memberikan edukasi tentang pemilu secara tuntas dan menyeluruh kepada masyarakat.

Berita bohong dan hate speech di dalam bermedia sendiri telah diatur Undang-Undang. Sementara kesalahan dalam bermedia pun telah diatur juga, bahwasanya diberlakukannya ralat, atau perbaikan berita yang telah disebarkan dalam kurun waktu 1 kali 24 jam. Akan tetapi pada kenyataannya masyarakat cenderung mempercayai berita yang pertama kali didapatkan ketimbang berita ralat.

Adapun implementasi etik penyiaran salah satunya, dilarang memfitnah, menghasut, menyesatkan dan berbohong dalam membuat dan menyebrakan berita. Karena tujuan berita hoaks sendiri timbulkanya perdebatan, lalu saling membenci, hingga akhirnya timbul perpecahan antar golongan..

Sulaiman Bardan menjelaskandalam menyikapi berita bohong, sebagi muslim khusunya seharusnya kita bertabayyun atau mencari kejelasan berita yang ada. Mengecek kembali sumber berita dan mencari berita rujukan lainnya, jangan sampai timbul perpecahan. Karena perbedaan bukan lah hal yang diharamkan dalam agama, akan tetaapi perpecahan lah yang menjadi masalahnya. (KP)

NID Old
8666