Gantikan Trawls, KKP Gratiskan Ratusan Alat Tangkap Ramah Lingkungan Untuk Nelayan Bengkulu

Pertemuan Tim KKP dengan Pemprov Bengkulu membahas solusi transisi pergantian trawls dengan alat tangkap ramah lingkungan untuk nelayan tradisional
Pertemuan Tim KKP dengan Pemprov Bengkulu membahas solusi transisi pergantian trawls dengan alat tangkap ramah lingkungan untuk nelayan tradisional

Bengkulutoday.com - Pelaksana tugas Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah sampaikan komitmennya agar wilayah laut Provinsi Bengkulu dapat terjaga ekosistemnya dan benar-benar bisa memberikan kesejahteraan kepada masyarakat. Maka, pengggunaan alat tangkap perikanan laut, wajib ramah lingkungan, untuk menjaga keberlangsungan sumber daya perairan laut Bengkulu.

Kendati demikian, lanjut Rohidin, nelayan juga dihadapkan pada masalah transisi alat tangkap yang tidak seluruhnya bisa dicover oleh keuangan daerah. Pemerintah daerah pun, telah melakukan berbagai upaya pemecahan solusi, mulai dari menggelar 'rembug bareng' hingga merancang pemberian kredit bunga ringan melalui Bank Pembangunan Daerah, serta pendampingan mengakses kredit usaha rakyat dari berbagai lembaga keuangan.

"Di satu sisi sebagian besar masyarakat kita menggantungkan kehidupnya pada sumber daya wilayah pesisir dan laut, utamanya pada perikanan tangkap beserta industri turunannya, kemudian di satu sisi kita dihadapkan dengan tanggung jawab melestarikan sumber daya ini. Maka penggunaan alat tangkap itu harus ramah lingkungan," ungkap Rohidin dihadapan perwakilan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) saat kunjungan ke Bengkulu, Selasa (6/3/2018).

Rohidin pun berharap, Pemerintah Pusat melalui KKP bisa memberikan solusi penggantian alat tangkap trawls nelayan tradisional berkapal di bawah 10 gross tonnage (GT). Pasalnya, keterbatasan fiskal juga dialami oleh Pemerintah Kabupaten dan Kota. Saat itu, perwakilan dari KKP, hadir Direktur Jenderal Perikanan Tangkap, Sjarief Widjaja berserta staf khusus menteri dan Direktur Kapal Perikanan dan Alat Penangkapan Ikan

Menanggapi hal itu, Sjarif Widjaja menegaskan, bakal menggantikan 100 persen alat tangkap nelayan tradisional yang terdata di Kota Bengkulu dan Kabupaten Mukomuko. Dua wilayah tersebut, terdata dengan jumlah terbanyak nelayan tradisional berkapal di bawah 10 GT. Menurutnya, sudah semestinya kehadiran Pemerintah tak sekadar menegakkan aturan namun harus bisa memberikan solusi.

"Jadi untuk kapal-kapal di bawah 10 GT yang 126 Kota Bengkulu dan 171 di Kabupaten Mukomuko, kami akan gantikan (alat tangkapnya) sepenuhnya, 100 persen. Dan perwakilan nelayannya akan kami ajak ke Bandung untuk memilih jenis alat tangkapnya, ada 89 jenis biar bisa memilih mana yang cocok, supaya nyaman," tutur Sjarif disambut ucapan terima kasih.

Pihaknya juga akan meyakinkan ke nelayan tradisional, bahwa upaya dan solusi yang ditawarkan pemerintah adalah untuk menjaga mata pencaharian nelayan tradisional. Bagi nelayan yang saat ini masih menggunakan trawls, maka solusinya adalah segera mengganti alat tangkap supaya bisa bersama-sama memperoleh hasil dari laut Bengkulu yang terjaga.

Sjarif juga menerangkan, Presiden telah menginstruksikan kepada Menteri Kelautan dan Perikanan untuk menjadikan laut sebagai masa depan bangsa. Menjaga ekosistem laut, menteri pun meyakinkan bahwa laut Indonesia kaya akan potensi perikanan. Memukul mundur kapal asing dan penenggelaman kapal yang dilakukan, terbukti stok ikan di sejumlah daerah kembali menjadi melimpah.

"Jadi ada dikotomi bu menteri ini lebih membela ikan dari pada nelayan, kalimatnya begitu. Tapi sebetulnya bukan, kalau ikannya tidak ada, maka profesi nelayan akan habis," demikian kata Dirjen Perikanan Tangkap, Sjarif Widjaja.

[Jamal]

NID Old
4162