FGD Bappeda Bengkulu Selatan, Susun Masterplan Kawasan Agropolitan di 4 Wilayah

Diskusi kawasan agropolitan di Bengkulu Selatan

Bengkulutoday.com - Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda), Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Bengkulu Selatan (BD) menggelar kegiatan Focus Group Discussion (FGD) penyusunan Masterplan Kawasan Agropolitan Kabupaten Bengkulu Selatan, Jumat (8/11/2019).

Assisten II Sekretariat Daerah Bengkulu Selatan, Novman Ahmad Ali meminta program kawasan Agropolitan ini tidak hanya berhenti sampai Masterplan saja, namun harus ditindaklanjuti dengan action plan, sehingga diharapkan dapat memberikan input serta menghasilkan output dan outcome yang nyata.

“Hasil akhirnya, muara dari agropolitan ini adalah peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat petani. Jika tidak, berarti belum tepat sasaran,” terang Novman Ahmad Ali.

Menurut Novman Ahmad Ali, kesuksesan mewujudkan kawasan agropolitan tidak bisa hanya dilakukan oleh pemerintah, namun harus didukung oleh sektor swasta.

Sementara itu, Kepala Bappeda dan Litbang Bengkulu Selatan, Sukarni berharap, melalui forum diskusi ini bisa memberilan masukan dalam menyusun masterplan kawasan agropolitan ini.

Tim Ahli Penyusunan Masterplan dari Universitas Bengkulu, Gusta Gunawan, menyampaikan pentingnya pengembangan kawasan agropolitan, di antaranya bertujuan untuk mengembangkan sistem dan usaha agribisni dalam suatu kawasan terpilih dalam rangka pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya dan menghidupkan ekonomi pedesaan dengan memberdayakan potensi desa sehingga mengurangi ketergantungan dengan kota.

Dijelaskan Gusta, berdasarkan Perda nomor 08 Tahun 2011 Tentang RTRW Bengkulu Selatan, penetapan kawasan agropolitan menyasar empat kecamatan, yakni Kecamatan Seginim, Air Nipis, Kedurang dan Kedurang Ilir.

Dalam presentasinya, tim ahli membuat perencanaan pembagian komoditas unggulan berdasarkan wilayah kecamatan seperti Kedurang Ilir dengan potensi kelapa sawit serta peternakan dapi dan ayam. Kecamatan Air Nipis dengan komoditas unggulan jagung dan peternakan kambing. Kecamatan Seginim dengan komoditas pertanian unggulan padi serta Kecamatan Kedurang dengan komoditas unggulan tanaman kopi.

Dalam forum diskusi tersebut, Gusta juga memaparkan beberapa permasalahan dalam pengembangan kawasan agropolitan di Bengkulu Selatan, diantaranya kurangnya insfastruktue sarana dan prasaran pendukung produksi pertanian dan peternakan dan lemahnya permodalan di masyarakat.

“Permasalahan lainnya yakni masih kurangnya pengetahuan masyarakat, sehingga perlu adanya peningkatan pengetahuan mengenai pengelolaan hasil panen, lahan dan kepemilikan usaha,” demikian Gusta.

(MC Bengkulu Selatan)