Dukung Otsus Jilid 2 untuk Memajukan Teknologi Informasi di Papua

Foto Ilustrasi

Oleh : Saby Kosay 

Tahun 2021 mendatang adalah tahun yang penting karena ada perpanjangan program otonomi khusus di Papua. Menteri Keuangan Sri Mulyani menjanjikan pemberian dana otsus akan ditngkatkan nominalnya. Anggaran otsus akan fokus pada pengembangan sarana IT (teknologi informasi) dan lain-lain.

Otonomi khusus adalah program yang membuat Papua merasa spesial, karena ada perhatian dari pemerintah. Bentuknya tak hanya berupa dana, namun juga kewenangan lain seperti Gubernur dan pejabat harus putra Papua. Ada pula keistimewaan untuk para pemuda di Bumi Cendrawasih. Mereka bisa mendaftar jadi tentara melalui jalur otsus.

Jelang perpanjangan otonomi khusus, masyarakat di Papua menanti dengan sangat hati-hati. Mereka selama ini sudah menikmati dana otsus yang dirupakan beasiswa, sehingga tidak ada anak yang putus sekolah. Tahun 2021 ini, dana otsus yang digelontorkan nominalnya akan lebih besar daripada tahun lalu.

Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan bahwa dana otsus meningkat sebanyak 3,3%. Dengan rincian, untuk Provinsi Papua dan Papua Barat mendapat 7,8 triliun rupiah. Sedangkan dana khusus infrastruktur adalah 4,3 triliun rupiah. Dana sebanyak ini diamblkan dari APBN tahun 2020. Ternyata tak hanya Papua, tapi Aceh juga mendapat dana otsus  juga.
 
Sri Mulyani menambahkan, untuk dana otsus jilid 2, akan difokuskan pada pengembangan sarana teknologi informasi dan komunikasi serta perluasan akses peningkatan efektvitas layanan pendidikan dan kesehatan. Hal itu dinyatakan beliau di hadapan Komite IV dan Tim Anggaran Komite Dewan Perwakilan Daerah.

Jika dana otsus dirupakan pengembangan sarana teknologi informasi, maka akan sangat tepat. Karena akan meratakan pembangunan IT tak hanya di Indonesia bagian barat, tapi juga timur. Ketika warga Papua butuh akses internet, mereka tak akan kesulitan mencari sinyal dan harus memanjat ke pohon atau tempat tinggi lainnya.

Akses internet sangat dibutuhkan apalagi saat ini anak-anak masih belajar di rumah. Mereka bisa melakukan video call dengan gurunya dan mengrim pesan WA dengan lancar, jika sinyal internetnya bagus. Pembelajaran tak lagi tersendat-sendat dan mereka bisa mendapat ilmu, walau hanya berada di rumah untuk sementara.

Pengembangan teknologi informasi tak hanya digunakan untuk membangun tower pemancar sinyal telepon dan internet, tapi bisa juga dirupakan jadi komputer, laptop, dan pemberian jaringan di sekolah. Jika sebentar lagi ada pemberian imunisasi covid-19 dan sekolah dibuka lagi, maka fasilitas di dalamnya akan lebih lengkap. Anak-anak akan senang.
 
Jadi anak-anak Papua akan bisa belajar IT di sekolah, jika mereka belum memiliki gawai sendiri di rumah. Mereka jadi melek teknologi dan makin cerdas. Ketika mereka sudah mendapat beasiswa otsus dan berkesempatan untuk kuliah di Jawa, maka tidak akan kaget karena sudah memahami teknologi informasi yang dibutuhkan untuk belajar di kampus.

Guru juga mengarahkan bahwa internet bisa dijadikan sarana belajar karena ada akses yang terbuka untuk mendapatkan pengetahuan. Jadi anak-anak tidak hanya kenal media sosial. Namun diarakahkan untuk mencari jurnal ilmiah, buku pelajaran, ensiklopedi, dll. Intenet juga sekaligus menjadi ladang uang dan mengajarkan mereka digital marketing.

Pemberian dana otsus untuk sarana teknologi informasi juga sangat baik, terutama untuk orang tua. Mereka bisa punya gawai yang sinyalnya bagus dan tidak akan gelagapan jika anak bertanya, bagaimana cara mengoperasikan apilikasi Zoom, cara mengirim email, dll. Semua orang Papua jadi melek teknologi.

Pemberian dana otsus untuk peningkatan sarana teknologi informasi sangat baik karena anak-anak Papua tak lagi gaptek, namun bisa memanfaatkan internet. Baik untuk belajar, mencari pegetahuan, juga diarahkan agar menguasai digital marketing. Anak Papua jadi makin maju dan cerdas.

(Penulis adalah mahasiswa Papua tinggal di Jakarta)