Ditemukan Catatan Sejarah Majapahit Menaklukkan Singapura

Lambang Majapahit

Ditulis oleh : Duwan Wongsorejo Kromosemito

THE FURIOUS MAJAPAHIT KING ORDERED AN INVASION WITH A FLEET OF 180 MAIN WARSHIPS AND INNUMERABLE SMALL VESSELS. THE FLEET PASSED THROUGH THE ISLAND OF BINTAN, FROM WHERE THE NEWS SPREAD TO SINGAPURA. (Raja Majapahit yang marah (karena penghinaan melalui pesan simbolik yang dikirim oleh Singapura) memerintahkan invasi penyerangan dengan mengerahkan armada laut sebanyak 180 kapal perang dan tidak terhitung kapal-kapal kecil. Armada laut bergerak melalui Pulau Bintan dari mana kabar penyerangan itu pun sampai dan menyebar ke Singapura).

THE DEFENDERS IMMEDIATELY ASSEMBLED 400 WARSHIPS TO FACE THE INVASION. BOTH SIDES CLASHED ON THE COAST OF SINGAPURA IN A BATTLE THAT TOOK PLACE IN THREE DAYS. (Pihak yang bertahan (Singapura) segera menghimpun kekuatan sebanyak 400 kapal perang untuk menghadang invasi tersebut. Kedua belah pihak terlibat pertempuran di pesisir laut Singapura dalam sebuah pertempuran selama 3 (tiga) hari).

THE JAVANESE SOLDIERS THAT LARGELY INEXPERIENCED IN NAVAL WARFARE, WERE COMPLETELY OVERHELMED AND FORCED TO FLEE. (Para prajurit Jawa dalam jumlah besar yang berpengalaman dalam peperangan di laut, benar-benar kewalahan dan terdesak mundur kembali berlayar pulang).

CATATAN : 
Menurut versi Singapura seperti yang dijelaskan diatas menjelaskan bahwa Majapahit dapat dikalahkan oleh Kerajaan Singapura ketika menyerang kerajaan itu pada tahun 1350. Memang penjelasan kisah peperangan tersebut kedengaran sangat aneh sekali dan tidak masuk diakal bahwa Kerajaan sekecil Singapura dapat mengalahkan Kerajaan besar seperti Majapahit bahkan Singapura yang wilayahnya sangat kecil mempunyai kekuatan Kapal perang melebihi yang dimiliki oleh Kerajaan Majapahit yaitu 400 kapal perang sedangkan Majapahit yang merupakan Kerajaan besar hanya berkekuatan 180 kapal perang pada peperangan tersebut.

Tetapi kalaupun sejarah yang diungkapkan pihak Singapura itu memang benar, tentu saja Singapura tidak berperang sendirian pada saat itu bahkan mampu mempunyai kekuatan armada kapal perang sebanyak tersebut diatas. Ada kemungkinan sangat besar pihak Singapura mendapatkan bantuan dari pihak-pihak lain yang diantaranya bisa saja Singapura mendapatkan bantuan dari Kekaisaran Mongol / Dinasti Yuan dimana telah dijelaskan diatas bahwa ada hubungan kuat diantara kedua belah pihak apalagi Singapura adalah wilayah jajahan Kekaisaran Mongol yang tentu saja tidak akan tinggal diam melihat salah satu wilayahnya akan mendapat serangan.

IN 1398, MAJAPAHIT DISPATCHED A FLEET OF THREE HUNDRED MAIN WARSHIPS AND HUNDREDS OF SMALLER VESSELS, CARRYING NO LESS THAN 200.000 MEN. (Pada tahun 1398, Majapahit mengirimkan Armada Laut sebanyak 300 Kapal Perang dan 100 kapal perang kecil, membawa tidak kurang dari 200.000 prajurit).

INITIALLY, THE JAVANESE SOLDIERS ENGAGED WITH THE DEFENDERS IN A BATTLE OUTSIDE THE FORTRESS, BEFORE FORCING THEM TO RETREAT BEHIND THE WALLS. (Awalnya, prajurit Majapahit terlibat peperangan dengan pihak yang bertahan (Singapura) dalam pertempuran di luar benteng, sebelum mendesak mereka (Singapura) mundur ke belakang dinding benteng).

THE INVASION FORCE LAID A SIEGE OF THE CITY AND REPEATEDLY TRIED TO ATTACK THE FORTRESS. HOWEVER, THE FORTRESS PROVED TO BE IMPREGNABLE. (Pasukan invasi (Majapahit) mengepung kota dan berulang kali mencoba untuk menyerang benteng. Namun benteng itu terbukti sulit untuk ditembus).

AFTER ABOUT A MONTH PASSED, THE FOOD IN THE FORTRESS BEGAN TO RUN LOW AND THE DEFENDERS WERE ON VERGE OF STARVATION. (Setelah sekitar sebulan lewat, persediaan makanan di dalam benteng mulai berkurang dan pihak bertahan (Singapura) mengalami kekurangan makanan).

THE FINAL ASSAULT CAME WHEN THE GATES WERE FINALLY OPENED UNDER THE ORDER OF THE TREACHEROUS MINISTER. (Serangan terakhir datang ketika gerbang akhirnya dibuka atas perintah menteri berbahaya [salah satu menteri Singapura yang berkhianat]).

THE MAJAPAHIT SOLDIERS RUSHED INTO THE FORTRESS AND A TERRIBLE MASSACRE ENSUES. (Para prajurit Majapahit bergegas ke benteng dan pembantaian mengerikan terjadi kemudian).

CATATAN : 
Kisah sejarah tersebut diatas adalah versi pihak Singapura yang sangat wajar dan sangat psikologis menuliskan dan menjelaskan kisah sejarah menurut sudut pandang mereka yang tentunya akan berusaha meningkatkan harkat dan martabat bangsa mereka sendiri dengan menyatakan bahwa bobolnya benteng pertahanan mereka dikarenakan oleh pihak dalam yang berkhianat yang menyebabkan kekalahan mereka. Cara meminimalisir peristiwa sejarah seperti ini lazim dilihat pada kisah sejarah versi pihak yang terkalahkan.

Kecenderungan tersebut dapat dilihat dengan memperhatikan tahun takluknya Singapura terhadap Majapahit yang terjadi pada tahun 1398 seperti tertulis di atas. Padahal dalam Kitab Negarakertagama yang dibuat pada tahun 1365 Kerajaan Majapahit sudah mencantumkan Tumasik (Singapura) sebagai salah satu wilayah kekuasaannya.

Tetapi bagaimana pun juga dari kisah sejarah yang diungkapkan oleh pihak Singapura seperti di atas sudah membuktikan bahwa Kerajaan Majapahit telah mampu menguasai Singapura dan juga dapat dipastikan juga menguasai Selat Malaka sebagai pusat perdagangan internasional pada masa itu dimana letak geograpi antara Singapura dan Selat Malaka memang sangat berdekatan dan menyatu.

Dan sangat aneh rasanya kalau ada pendapat yang menyangkal bahwa Majapahit tidak pernah menguasai Selat Malaka dan sekitarnya. Bagaimana mungkin pulau Singapura yang sudah dapat dikuasai oleh Majapahit tetapi lautannya yang termasuk juga Selat Malaka tidak berada dalam kekuasaan Majapahit.

ACCORDING TO THE MALAY ANNALS : "BLOOD FLOWED LIKE A RIVER" AND THE RED STAINS ON THE LATERITE SOIL OF SINGAPORE ARE SAID TO BE TO BE BLOOD FROM THAT MASSACRE. (Menurut Sejarah Melayu, "darah mengalir seperti sungai" dan noda merah di tanah laterit Singapura dikatakan adalah darah pembantaian tersebut).

KNOWING THAT DEFEAT WAS IMMINENT, "ISKANDAR SHAH" AND HIS FOLLOWERS FLED THE ISLAND. (Mengetahui bahwa kekalahan sudah dekat, Iskandar Shah [Penguasa Singapura dan Kesultanan Peurelak] dan para pengikutnya melarikan diri dari pulau itu).

THE LAST KING, "ISKANDAR SHAH" FLED TO THE WEST COAST OF MALAYA PENINSULA TO ESTABLISH MELAKA SULTANATE IN 1400. (Raja terakhir, Iskandar Shah berlayar menuju pesisir barat semenanjung Malaya untuk mendirikan Kesultanan Malaka di Tahun 1400).

KESIMPULAN:

Pada saat masa eksistensi Kerajaan Majapahit berkuasa, telah terjadi konflik peperangan diantara beberapa Kerajaan kuat di kawasan Asia Selatan dan Asia Tenggara untuk memperebutkan Kawasan Selat Malaka dan sekitarnya yang memang pada masa itu merupakan kawasan sangat penting dan sangat menguntungkan dari segi ekonomi bagi pihak yang dapat menguasai wilayah pusat perdagangan internasional tersebut.

Tidak kurang tercatat beberapa Kerajaan kuat yang terlibat perebutan kukuasaan di Selat Malaka, diantaranya adalah :

KERAJAAN CHOLA dari India (Asia Selatan) yang pernah merebut dan menguasai Kerajaan Sriwijaya yang secara otomatis pula menguasai Selat Malaka yang memang pada masa Kerajaan Sriwijaya berdaulat Selat Malaka merupakan wilayah kekuasaannya.

KEKAISARAN MONGOL / DINASTI YUAN dari wilayah Mongolia & Tiongkok yang pada masa sebelum dikalahkan oleh Jawa pada tahun 1293 yang kemudian berlanjut dengan berdirinya Kerajaan Majapahit adalah merupakan kekuatan tunggal terkuat yang menjadi penguasa satu-satunya dan tidak ada yang berani menandingi mereka di kawasan Selat Malaka dan Asia Tenggara.

Tetapi setelah era tahun 1293 dengan berdirinya serta berkembangnya Kerajaan Majapahit telah terjadi persaingan dan konflik sengit diantara Kekaisaran Mongol dan Kerajaan Majapahit untuk memperebutkan Kawasan Selat Malaka yang tercermin dari peperangan di Singapura seperti yang telah dijelaskan pada salah satu catatan diatas dimana Kerajaan Majapahit sempat mendapatkan perlawanan sengit untuk menaklukkan Kerajaan Singapura yang pada masa itu adalah merupakan wilayah kekuasaan Kekaisaran Mongolia. Walau pun tidak disebutkan keterlibatan pihak luar selain pihak Singapura sendiri yang mampu menghalau kekuatan perang Kerajaan Majapahit pada tahun 1350 seperti penjabaran versi Singapura diatas.

KERAJAAN AYUTHAYA dari Siam / Thailand yang seperti disebutkan diatas pernah beberapa kali berupaya menguasai Selat Malaka dan daerah sekitarnya seperti yang telah dijabarkan diatas walaupun hanya tercatat sekali melakukan serangan ke Singapura tetapi sejatinya serangan dari Kerajaan Ayuthaya ke kawasan ini dilakukan lebih dari sekali.

KERAJAAN MAJAPAHIT dari Jawa (Indonesia) yang semenjak pimpinan perang dipegang oleh Mahapatih Gajah Mada sangat agresif sekali melakukan invasi-invasi militer untuk menaklukkan dan menjadi satu-satunya penguasa di Nusantara seperti sumpahnya yang terkenal dengan sebutan Sumpah Palapa.

Dengan bukti sejarah yang diungkapkan oleh pihak Singapura tersebut diatas memang dapat disimpulkan adanya indikasi dan kecenderungan agresifitas yang cukup kuat dari Majapahit untuk menaklukkan Nusantara yang tercermin dari keberanian Majapahit malakukan penyerangan dan merebut Kawasan Selat Malaka dari tangan kekuasaan Kekaisaran Mongol. Hal tersebut dapat terjadi karena memang pada masa itu Kerajaan Majapahit telah berkembang menjadi kerajaan yang besar dan kuat.

Akan kelihatan sangat konyol dan lucu serta tidak masuk akal sehat kalau Kerajaan Majapahit apabila pada masa itu tidak mempunyai atau belum mempunyai kekuatan militer yang sangat kuat, berani melakukan serangan ke Singapura dan Selat Malaka yang merupakan wilayah jajahan kekuasaan kekaisaran yang paling terkuat di wilayah Asia bahkan terkuat di Eropa.

Jadi dapat disimpulkan bahwa Kerajaan Majapahit pada era abad ke-13 sampai abad ke-14 memang merupakan kerajaan yang besar dan kuat yang mampu menguasai Kawasan Selat Malaka dan Semenanjung Melayu.

Untuk membaca lebih lengkap kisah sejarah yang dijelaskan diatas silahkan mengunjungi laman WIKIPEDIA dalam versi bahasa Inggris yang menjabarkan tentang sejarah Singapura dengan lebih lengkap dalam tautan link Wikipedia.org.