Diprediksi Gagal ke DPR RI, Menteri Eko Tak Mendongkrak Suara PKB di Bengkulu

Mendes PDTT Eko Putro Sandjojo
Mendes PDTT Eko Putro Sandjojo

Bengkulutoday.com - Kehadiran Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Eko Putro Sandjojo sebagai caleg DPR RI dapil Bengkulu , ternyata tidak mendongkrak signifikan suara PKB.

Terbukti dari perolehan suara hingga Selasa 23 April 2019 dari kpu.go.id, PKB bergeser ke posisi ke tujuh dengan perolehan 53.612 suara. Posisi keenam ditempati PKS dengan 53.981, kemudian posisi kelima Nasdem dengan 66.124 suara.

Empat partai yang diprediksi lolos ke senayan adalah PDIP dengan 86.811 suara, Gerindra 85.289 suara, Golkar dengan  84.651 suara dan PAN dengan 75.211 suara. Data tersebut merupakakan rekapitulasi dari 4.183 TPS dari 6.165 TPS atau 67 persen.

Jika melihat perolehan suara PKB pada pemilu 2014 lalu, PKB berhasil meraih suara di angka 81.522 atau 8,83 persen dan harus puas di peringkat ke enam. 

BACA JUGA: Kursi DPR RI, PDIP Unggul, PAN-Nasdem Bersaing Ketat!

BACA JUGA: 56 Caleg ini Perebutkan 4 Kursi DPR RI Dapil Bengkulu

BACA JUGA: Empat Partai ini Kian Mulus ke Senayan

Direktur Lembaga Studi Peradaban Bengkulu, Riki, mengatakan, tidak berdampaknya signifikan kehadiran Menteri Eko dengan menjadi caleg DPR RI di Bengkulu karena beberapa faktor. Pertama karena iklim politik di Bengkulu berbeda dengan daerah lain. Di Bengkulu tidak bisa serta merta menerima tokoh baru meskipun dia punya pengaruh di nasional.

Terlebih, tokoh tersebut tidak memiliki hubungan emosional dengan masyarakat Bengkulu. Faktor kedua adalah, Menteri Eko lebih sering hadir di Bengkulu sebagai menteri dan bukan sebagai caleg, hal ini juga menyebabkan penjaringan suara tidak terkonsolidasi dengan baik.

"Berharap masyarakat memilih karena faktor menteri itu sangat susah, Pak Eko lebih sering hadir sebagai menteri bukan sebagai caleg, dan ini punya dampak psikologi kepada pemilih, penegasan pak Eko sebagai caleg jarang dilakukan sendiri oleh pak Eko, melainkan oleh tim suksesnya," kata Riki.

Selain itu, kata Riki, Menteri Eko kurang memanfaatkan jaringan struktural partai dan kurang silaturahmi kepada warga Nahdlatul Ulama (NU) sebagai basis PKB kultural di Bengkulu. "Dia (Eko) tidak memperoleh dukungan politik dari keluarga besar NU, komunikasi politik tidak terbangun dengan baik," imbuh Riki. 

Ditambahkan Riki, suara PKB nantinya tidak akan bergeser jauh dari hasil pemilu 2014 lalu. "Jika bertambah tidak akan banyak, jika berkurang juga tidak signifikan, artinya kehadiran menteri tidak berdampak signifikan, bisa jadi justru merugikan PKB di Bengkulu karena muncul resistensi kuat dari NU," pungkasnya.

*data tersebut diatas bersifat sementara, untuk hasil final menunggu pleno KPU.

[brm]

NID Old
9723