Di Depan Peserta Rakernas SMSI, Chairul Tanjung Beberkan Bisnis Media

Penasihat SMSI Chairul Tanjung bersama Menteri Kominfo RI Rudiantara juga ketum SMSI Auri Jaya usai pembukaan Rakernas SMSI ke III di Hotel Sari Pasifik Jakarta
Penasihat SMSI Chairul Tanjung bersama Menteri Kominfo RI Rudiantara juga ketum SMSI Auri Jaya usai pembukaan Rakernas SMSI ke III di Hotel Sari Pasifik Jakarta

Bengkulutoday.com - Pengusaha ternama Chairul Tanjung memberikan arahan kepada pengurus Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) dari 31 provinsi se Indonesia yang hadir di forum Rakernas SMSI ke III di Hotel Sari Pasifik Jakarta, Rabu malam (25/7/2018). Dalam arahannya, Chairul Tanjung mengatakan saat ini sudah tepat dengan berbisnis melalui media berbasis online dan bergabung di SMSI. 

RAKERNAS SMSI
Ketua Umum SMSI Pusat Auri Jaya memberikan cinderamata kepada Penasihat SMSI Chairul Tanjung

Chairul Tanjung mengingatkan kepada para pemilik media agar meningkatkan daya saing sehingga tercipta pola bisnis media. Secara panjang lebar Chairul Tanjung berbagai ilmu dan pengalaman tentang pengembangan media digital.

Dia mencontohkan hampir semua koran kini telah memiliki media online. Karena oplah turun, maka media cetak koran membikin dotcom, contohnya Kompas.com, Jawapos.com. "Semua koran kini bikin dotcom. Ini adalah proses metamorfosisnya," kata Chairul Tanjung.

Di depan Menteri Komunikasi dan Informatika RI Rudiantara, Chairul Tanjung juga membeberkan bagaimana media yang dinaunginya yakni Detikcom dibangun untuk memenuhi semua kemauan pembaca. "Detikcom itu seperti Transmart, apa yang orang perlu kita siapi," katanya. 

Namun demikian, kata Chairul Tanjung, tidak semua pembaca mau membaca semua yang diberitakan Detikcom, maka ia menciptakan spesialis-spesialis, misalnya spesialis fashion, spesialis beauty, spesialis gosip, dan macam-macam. Karena itu, dia membuat media digital yang memiliki spesialis topik.

Dalam arahannya dia juga menuturkan bahwa media saat ini tidak bisa hanya menyajikan berita sesuai keinginannya, media harus mampu menarik perhatian para pembacanya dengan mengetahui selera pembaca. "Konsumen yang ngatur kita, bukan kita yang ngatur konsumen. Eranya sudah beda," katanya. [Br]

NID Old
5320