Dermaga Linau di Kaur Sudah Ada Sejak Zaman Belanda

Bupati Kaur Gusril Pausi

Kaur, Bengkulutoday.com - Dermaga Linau Kecamatan Maje Kabupaten Kaur sudah ada sejak jaman penjajahan Belanda. Bahkan, Belanda pada saat itu membangun benteng-benteng pertahanan dan pengintaian disekitar wilayah dermaga.

Dermaga Linau boleh dikata sebagai pelabuhan tertua di Provinsi Bengkulu pada saat itu menyangga dermaga di Kampung Cina Kota Bengkulu tepatnya di depan Benteng Malbrough.

Pada era pemerintahan Orde Baru, Dermaga Linau menjadi akses transportasi laut mengangkut hasil hutan khususnya kayu.

Dijaman berkemajuan, Provinsi Bengkulu membangun pelabuhan utama di kawasan Pulau Baai. Namun, pelabuhan ini hampir setiap tahun mengalami pendangkalan yang harus dikeruk agar kapal dapat bersandar.

Dermaga Linau dapat menjelma sebagai pelabuhan penyangga yang menjadi alternatif disaar dermaga utama Pulau Baai terjadi pendangkalan.

Bupati Kaur, Gusril Pausi, S. Sos, M AP mengatakan, dermaga Linau alami, alurnya tidak pernah terjadi pendangkalan. Sehingga, mengurangi biaya pengerukan yang cukup besar.

Bupati juga berharap pemerintah pusat, provinsi maupun kementerian perhubungan dan seluruh pihak terkait dapat mengambil kebijakan untuk pembangunan pelabuhan ini.

Pelabuhan ini dapat menjadi jalur ekspor batu bara dari Muara Enim, OKU, Lampung bahkan jalur ekspor Crude Palm Oil (CPO) maupun cangkang.

“Dermaga Linau ini sudah ada sejak jaman penjajahan Belanda. Dermaga yang alami dan sangat bagus untuk dijadikan pelabuhan utama atau setidaknya pelabuhan penyangga. Kapal angkut ke Pulau Enggano pun bisa menggunakan pelabuhan ini disaat pendangkalan terjadi di pelabuhan Pulai Baai Bengkulu,” ujar bupati.