Dampak dan Peluang dalam PEN Pasca Pandemi

Situasi pasar

Bengkulutoday.com - Virus Corona adalah Virus yang menyerang sistem pernapasan. Bukan hanya manusia, virus yang bertransmisi dari hewan ini juga menular antarsesama yang menjadikannya sarana penularan hingga menjadi pandemi.  Penyakit karena infeksi virus ini disebut COVID-19 (Corona Virus Disease 2019). Virus Corona bisa menyebabkan gangguan ringan pada sistem pernapasan, infeksi paru-paru yang berat, hingga kematian.

Infeksi Virus Corona pertama kali ditemukan di Kota Wuhan, China pada akhir Desember 2019 dan menyebar ke hampir semua negara termasuk Indonesia dengan sangat cepat. Hal tersebut membuat beberapa negara menerapkan kebijakan untuk memberlakukan pembatas sosial hingga lockdown dalam rangka memutus penyebaran virus Corona. Demikian penyebarannya di Bengkulu, virus ini terdeteksi pertamakali pada akhir Maret 2020.

Sejauh ini jumlah terpapar COVID-19 di dunia mencapai 124 juta kasus positif dengan jumlah kesembuhan sebanyak 70,4 juta orang dan meninggal dunia sebanyak 2,73 juta orang. Sementara di Indonesia kasus positif sebanyak 1,47 juta orang, sembuh 1,3 juta orang dan meninggal dunia sebanyak 39.711 orang. Sedangkan di wilayah Bengkulu mencapai 5.255 angka positif, 4.835 kesembuhan dan 149 orang meninggal dunia. Penyebarannya tidak hanya berdampak serius pada kesehatan masyarakat, namun juga mengancam stabilitas ekonomi.

Upaya mengatasi penyebaran Corona gencar dilakukan pemerintah, mulai dari menerapkan pembatasan sosial berskala besar maupun penerapan protokol kesehatan. Dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 9 Tahun 2020, PSBB sebagai pembatasan kegiatan tertentu penduduk suatu wilayah yang diduga terinfeksi COVID-19 dengan tujuan mencegah penyebaran hingga memutus COVID-19 di suatu wilayah. Melihat kebijakan itu, perintah sangat berhati-hati menerapkan sekaligus menjaga stabilitas ekonomi beresiko pada sektor industri terhadap gangguan signifikan dari sisi rantai pasok, tenaga kerja, kesinambungan bisnis hingga arus pemasukan usaha mereka.

Prediksi penelitian Driven Innovation Lab Singapore University Of Technology And Design usainya pandemi COVID-19 di Indonesia melalui 3 waktu yakni 97% di 7 Juni 2020, 99% di 29 Juni 2020, dan 100% di 7 September 2020. Sedangkan untuk seluruh dunia, penelitian ini memperkirakan COVID-19 akan selesai pada Desember 2020. Namun kenyataan tersebut tidak sesuai dengan keadaannya. COVID-19 tetap ada dan mengulang tahun di bulan yang sama. 

Melihat strategi bertahan hidup pada sektor usaha di masa pandemi adalah tetap optimis dan selalu beradaptasi dengan keadaan. Pengusaha yang dapat menyusun rencana terstruktur baik di masa pandemi ini maupun setelah krisis mereda akan mampu bergerak lebih cepat kembali pada pertumbuhan seperti semula.

Pandemi COVID-19 mengakibatkan terganggunya segala sektor industri bisnis, kecuali bidang kesehatan, dan perubahan perilaku masyarakat. Ini menjadi tantangan yang sangat berat untuk ke depan, di mana selain menghadapi pandemi, bisnis ini dihadapkan pula dengan saatnya masuk puasa dan lebaran, serta adanya tahun ajaran baru sekolah.

Keadaan ini juga memunculkan peluang dan harapan bahwa tidak semua sektor bisnis anjlok. Ada sektor-sektor relevan yang justru bisnisnya membaik yakni medis dan kesehatan, perdagangan online atau e-commerce, sampai obat-obatan, barang elektronik, produk makanan dan minuman kemasan. Banyak sekali produk transaksi offline beralih distribusinya secara online. Beberapa produk mulai beradaptasi dengan penjualan via e-commerce, yang ternyata lonjakannya signifikan.

Di tengah kehidupan masyarakat dalam ketidakpastian global ini, kita harus memiliki kemampuan untuk berinovasi dengan menciptakan ide bisnis yang sesuai dengan kondisi. Bahkan setiap negara harus merespon perubahan alam dan persaingan teknologi secara terintegrasi dan komprehensif. Respon tersebut dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan politik global, mulai dari sektor publik, swasta, akademisi, hingga masyarakat sipil sehingga tantangan pandemi COVID-19 di era revolusi industri 4.0 saat ini dapat dikelola menjadi peluang.

Program nasional kemudian mulai diterapkan terhadap pemulihan ekonomi (PEN). 

PEN

Keputusan Presiden nomor 23 tahun 2020 memaparkan program pemulihan ekonomi nasionalm erupakan salah satu rangkaian kegiatan untuk mengurangi dampak COVID-19 terhadap perekonomian. Selain penanganan krisis kesehatan, pemerintah juga menjalankan program PEN sebagai respon atas penurunan aktivitas masyarakat yang berdampak pada ekonomi, khususnya sektor informal atau UMKM.

Program ini bertujuan melindungi, mempertahankan, dan meningkatkan kemampuan ekonomi para pelaku usaha dalam menjalankan usahanya selama pandemi COVID-19.

Untuk UMKM, program PEN diharapkan dapat' memperpanjang napas' UMKM dan meningkatkank inerja UMKM yang berkontribusi padap erekonomian Indonesia.

Prediksi tersebut tentu membuat kita semakin optimis untuk melaksanakan kebijakan-kebijakan pemulihan ekonomi nasional secara konsisten dan membangun kerjasama dari seluruh komponen bangsa. Pemerintah Pusat mengambil kebijakan pemulihan ekonomi yang holistic. Pelaksanaan kebijakan tersebut harus didukung oleh pemerintah daerah.

Pemerintah daerah (Pemda) mempunyai peran strategis dalam mendorong percepatan dan efektivitas pemulihan ekonomi nasional. Pemda memahami struktur ekonomi daerah, demografi, dan kondisi sosial ekonomi masyarakatnya. Di samping itu, kebijakan APBD dapat disinergikan untuk mendorong percepatan pemulihan ekonomi di daerah.

Di samping itu, masyarakat dan pelaku usaha termasuk UMKM juga mempunyai peran yang strategis dalam mempercepat pemulihan ekonomi Indonesia. Pemerintah memberikan kemudahan/stimulus fiskal dan moneter, seyogyanya disambut dengan positif oleh pelaku usaha dengan menggerakkan usahanya secara baik.

Pemulihan ekonomi nasional dilakukan dengan mengambil kebijakan fiskal dan moneter yang komprehensif.

Pemulihan ekonomi nasional diharapkan mulai terasa pada triwulan III. Meskipun tidak bertumbuh positif, diharapkan ekonomi nasional tidak berkontraksi sebesar triwulan II. Selanjutnya triwulan IV, diharapkan ekonomi nasional bertumbuh positif sehingga kontraksi tahun 2020 bisa ditekan sekecil mungkin. Sementara itu, pada tahun 2021, diharapkan ekonomi nasional akan mengalami recovery secara siginifkan.

Peluang Bisnis Online dan Kemudahan Komunikasi Baru

Kemajuan teknologi dan informasi yang ada membuat masyarakat berpeluang membangun bisnis online yang besar. Pemanfaatan teknologi informasi tersebut tentunya dapat dimanfaatkan sebagai inovasi untuk mengembangkan bisnis akan semakin besar.

Di antara peluang bisnis di era Revolusi Industri 4.0 antara lain adalah, bisnis jual-beli online pada aplikasi Gofood dan Gosend.

Bisnis online merupakan bisnis yang membutuhkan modal sangat sedikit dengan operasional yang dilakukan juga sedikit dibanding sehingga memangkas biaya operasional dan pengeluaran.

Lalu kemudahan komunikasi baru. Membangun sumber daya manusia dalam suatu lembaga maupun perusahaan yang solid adalah dengan komunikasi intensif. Dengan adanya media online ini akses antar karyawan tentunya semakin mudah. Lebih dari itu, waktu yang dibutuhkan juga tak begitu banyak. Bahkan hal ini juga akan bermanfaat untuk pengawasan kinerja sumber daya manusia. Contohnya dari kemudahan komunikasi dapat diakses melalui aplikasi zoom, youmeetme, cloudx dan sebagainya.

Kemudian akses pemasaran yang tak terbatas menjadi suatu berkah suatu bisnis, tentu teknik pemasaran merupakan hal yang paling wajib dilakukan. Di mana dengan adanya pemasaran, maka peminat produk usaha menjadi semakin banyak. Nah, dengan adanya teknologi yang berupa media sosial, tentu untuk melakukan pemasaran menjadi semakin mudah. Sebagai contoh, saat ini media sosial seperti Instagram, Facebook, Twitter dan WhatsApp telah digunakan hampir setiap orang, tentunya ini dapat digunakan sebagai peluang untuk memasarkan produk yang dijual.

Peluang bisnis di bidang kesehatan dalam rangka pencegahan COVID-19 juga menjadi pembuka. Adanya aturan social distancing dan physical distancing sehingga menjadi sebuah langkah dan peluang bisnis dalam bidang kesehatan, di antaranya meningkatnya permintaan obat-obatan baik terhadap rumah sakit maupun perlunya tenaga apoteker, memproduksi cairan disinfektan, hand sanitizer, pembuatan masker dengan berbagai model dan berbagai macam bahan, pembuatan APD atau alat pelindung diri, sarung tangan kesehatan. Dalam bisnis tersebut pun tidak mungkin dilakukan secara face to face akan tetapi dijalankan melalui bisnis online.

Terakhir, adalah penyediaan jasa tools dalam bidang metode pembelajaran. Pentingnya pembelajaran daring (dalam jaringan) yang memanfaatkan kecanggihan teknologi yang dimiliki lembaga pendidikan tersebut. Sehingga bagi perusahaan yang bergerak di bidang IT, ini merupakan peluang bisnis dalam menyediakan perlengkapan untuk menunjang pembelajaran online. (Bisri M)