Catatan KH Maimoen Zubair: Rahasia Dibalik Tanggal, Bulan dan Tahun Kemerdekaan RI

Logo HUT RI ke 74 tahun

Bulan Agustus adalah bulan kemerdekaan Republik Indonesia. Pada 17 Agustus 1945 dulu, Indonesia diproklamasikan sebagai bangsa yang merdeka. Maka dari itu, setiap tanggal 17 Agustus setiap tahunnya, diperingati sebagai hari jadi Indonesia. Tahun 2019 ini, Indonesia sudah berusia 74 tahun sejak merdeka.

Artikel terkait: Ini Logo HUT RI ke 74 Tahun, Temanya: Menuju Indonesia Unggul

Dalam sebuah ulasan, KH Maimoen Zubair mengatakan, Indonesia adalah bangsa yang benar-benar terpilih. Tidak ada bangsa di dunia dengan orang Islam terbanyak seperti di Indonesia. Sampai Allah SWT menganugrahkan peringatan kemerdekaan dengan angka 17, 8 dan 45.

Mbah Moen sapaan akrabnya menjelaskan, terkait rangkaian angka 17, 8, dan 45: "Ini angka sembahyang, sembahyang angka yang harus diketahui yaitu tujuh belas, delapan, dan empat lima. Kalau tidak tahu ini tidak sah salatnya,” terangnya.

Ia juga mengatakan, bahwa dalam lambang garuda pancasila terdapat dua sayap dengan jumlah bulu 17 di kanan, dan 17 disebelah kiri. Ia menjelaskan lambang angka 17 ini merupakan jumlah rukunnya salat. Yakni, niat, takbiratul ihram, berdiri, membaca al-fatihah, rukuk, thumakninah dalam rukuk, iktidal (berdiri bangun dari rukuk), thumakninah dalam iktidal, sujud dua kali, thumakninah dalam sujud, duduk diantara dua sujud, thunakninah dalam duduk diantara dua sujud, membaca tasyahud akhir.

"Kemudian duduk (ketika membaca) tasyahud akhir, membaca shalawat kepada Nabi Muhammad SAW dalam duduk tasyahud akhir, (membaca) salam, tertib (mengerjakan secara berurutan),” jelas pengasuh Pondok Pesantren Al-Anwar Sarang Kabupaten Rembang tersebut.

Tujuh belas yang kedua, lanjut Mbah Moen, merupakan jumlah rakaat shalat sehari-semalam. Yakni Mahgrib tiga rakaat, Isya empat rakaat, Subuh dua rakaat, Dzuhur empat rakaat, dan Ashar empat rakaat.

Sedangkan angka delapan menjelaskan sebagai tolaknya neraka dan sebabnya masuk surga. Lebih lanjut ia mengatakan tentang tujuh anggota sujud, meliputi, jidat, kedua tangan, kedua lutut, dan kedua kaki. “Tujuh ini sebagai penolak neraka, karena pintu neraka ada tujuh,” ujarnya.

“Ditambah satu lagi, jika kita ingin masuk surga harus ingat sama Allah. Jadi jumlahnya genap delapan, karena delapan ini merupakan jumlah pintu surga”.

Terakhir ia menjelaskan tentang angka empat lima, bahwa setiap orang Islam harus membaca syahadat empat kali, dan lima kali. Malam empat kali, Maghrib dan Isya. Sedangkan siang hari lima kali, Subuh, Dzuhur, dan Ashar. "Jadi ini menunjukkan bahwa negara Islam itu tidak ada, yang ada adalah negara mayoritas Islam, yakni Indonesia,” tutupnya.

اللهم صل وسلم وبارك على سيدنا محمد وعلى اله وصحبه اجمعين

(Kanjeng Sunan Lumping/Disadur dakwah Mbah Moen pada acara haul Gusdur ke 9 di Ciganjur)