Bersihkan Indonesia dari Radikalisme dengan Menerapkan Nilai-Nilai Pancasila

ilustrasi

Oleh: Toni Abraham (Ketua Forum Pegiat Media Sosial Independen Regional Medan)

Indonesia sebagai negara dengan masyarakat multikultural, membuat konflik-konflik horizontal marak terjadi. Terorisme adalah salah satunya yang sering membuat masyarakat resah dan merugikan berbagai pihak. Terorisme merupakan salah satu aksi yang dilakukan dengan tujuan untuk membangkitkan perasaan takut. Aksi tersebut biasanya sudah terstruktur secara sistematis untuk sebuah tujuan tertentu, misalnya tujuan politik tertentu.

Terorisme bisa terjadi akibat paparan radikalisme terhadap seseorang atau golongan tertentu. Secara definisi, radikalisme adalah sebuah paham yang menginginkan adanya perubahan dalam sebuah sistem sosial atau yang lebih luas adalah negara, serta politik yang dilakukan dengan cara kekerasan atau cara yang ekstrim.

Pada umunya, radikalisme adalah sebuah sistem yang dilakukan oleh para teroris dan pendukungnya dengan menggunakan kekerasan yang ekstrim untuk mencapai tujuan tertentu yang memiliki legitimasi doktrin agama. Menurut beberapa pelaku terror, seperti salah satunya adalah Ali Imron yang merupakan pelaku bom Bali, mereka melakukan aksi teror atas dasar ketidakpuasan terhadap pemerintah karena tidak menggunakan sistem syariat Islam, tidak adanya imamah, rusaknya moral, dan akidah masyarakat.

Alasan lain yang sebenarnya juga tidak masuk akal adalah aksi teror yang dilakukannya berdalih untuk melindungi umat Islam. Padahal korban dari aksi teror tersebut sebagian besar adalah umat Islam itu sendiri. Selain itu, alasan lainnya adalah untuk membalas kaum kafir yang memerangi kaum muslim.

Nilai-Nilai Pancasila sebagai Lawan Radikalisme dan Terorisme

Pancasila merupakan sebuah sistem dasar negara yang ditawarkan oleh presiden pertama Indonesia, Ir. Soekarno sebagai philosofische gronslag atau dasar, filsafat, jiwa Indonesia. Pancasila dan nilai-nilainya adalah sebuah pedoman atau jati diri dari masyarakat Indonesia. Aktualisasi nilai Pancasila yang masih kurang akan mempercepat laju radikalisme di masyarakat.

Setiap orang pasti bisa menghafal butir-butir Pancasila, namun belum tentu memahami arti, makna atau nilai yang terkandung didalamnya. Sehingga, ketika memiliki suatu pemahaman dari golongannya, mereka tentu akan lebih tunduk terhadap golongannya sendiri. Melupakan nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, demokrasi, dan keadilan sosial yang telah dibentuk untuk membangun Indonesia yang lebih baik.

Aksi-aksi terorisme yang terjadi di tanah air ini tentunya telah menyalahi nilai Pancasila. Misalnya saja, dalam sila pertama yaitu “Ketuhanan yang Maha Esa”. Indonesia yang memiliki keragaman agama membuatnya menjadi salah satu senjata paling ampuh untuk menebar kebencian. Namun, tidak jika memahami sila pertama ini, didalamnya terkandung makna sikap yang saling menghargai antar kepercayaan. Pada sila-sila Pancasila yang lainnya juga memberikan sebuah pedoman hidup untuk terus menjaga keberagaman yang ada.

Keluar dari seluruh permasalahan tersebut, mari kita kembali kebelakang dan menengok bagaimana sejarah bangsa Indonesia. Kita memilih sebuah landasan Negara yang sangat kuat dan sudah mencerminkan jati diri bangsa Indonesia, yaitu Pancasila. Dengan setiap sila yang dikandungnya seharusnya sudah bisa membawa perdamian untuk seluruh masyarakat Indonesia. (*)