Bengkulu Menuju Kota Tepi Air, Devisa Siap Mendekat

Pantai Panjang Bengkulu

Pemerintah kini sedang mengerjakan empat waterfront city. Dan penataan sepanjang Sungai Kapuas, Pontianak, ternyata yang paling bagus dan paling panjang. Disusul Pantai Panjang Bengkulu dan Kampung nelayan Tegalsari.

Di sebagian besar kota-kota besar di dunia, air adalah bagian dari sesuatu norma. Keberadaannya menjadi satu kesatuan lingkungan yang terintegrasi, pengelolaanya tidak secara parsial.

Landasan itulah yang mendasari pembangunan kota dengan istilah kerennya waterfront city. Kota tepi air, sebuah pendekatan pembangunan wilayah perkotaan dengan pendekatan ekonomi, kependudukan, dan estetika lingkungan.

Melihat panjang pantai yang menyisir 7 kilo meter wilayah Kota Bengkulu tentu bukanlah hal yang mustahil jika melihat peluang ini. Model seperti itu tentu akan lebih mudah bila membayangkan Amsterdam, salah satu kota besar di Belanda. Di kota ini, kita akan disuguhi penataan kota terencana, indah dan terintegrasi satu sama lain. Bahkan, kota ini bisa disebut sebagai kota air.

Benar, sebagai kota yang berada di bawah permukaan laut, sepanjang Amsterdam ada tanggul yang mengelilingi kota itu, kemudian juga ada kanal-kanal untuk sirkulasi airnya.

Namun, air, kanal dan bangunan rumah menjadi satu kesatuan yang harmoni. Bayangkan, kanal-kanalnya yang bisa disusuri dengan nyaman dan menjadi penghasil devisa bagi negara itu karena turis juga bisa menikmatinya.

Ya, Amsterdam adalah satu contoh kota di dunia dengan perencanaan kota yang menarik. Sepanjang kanal, termasuk bangunan rumah berdinding bata merah di pinggirnya dibangun sedemikian elegan dan menarik.

Konsep tata kota dengan bersandingan dengan air itu, banyak kita temui di sejumlah kota besar di Eropa dan dunia lainnya. Harapannya, cara pendekatan inilah yang juga diterapkan dalam pengelolaan kota di negara ini, termasuk rencana pendirian ibu kota baru di Kalimantan Timur.

Menurut data Bappenas, Indonesia memiliki sekitar 516 kota. Sebanyak 216 di antaranya merupakan kota tepi air yang berada di tepi laut (pantai), sungai, atau danau.  Artinya, dilihat dari gambaran itu, potensi Indonesia sebenarnya tidak kalah juga dengan sejumlah kota di dunia yang mengusung konsep Waterfront City. 

Pasalnya, negara ini memiliki laut yang indah dengan biru lautnya beserrta biota laut di dalamnya. Begitu juga kota yang bersandingan dengan sungai, atau danaunya. Inilah yang diharapkan pemerintah terhadap pembangunan perkotaan di negara ini. Sebuah konsep perkotaan yang diintegrasikan dengan potensi wisata lokalnya.

"Pemerintah kini sedang mengerjakan empat waterfront city seperti ini di Bengkulu, di Kampung Nelayan di Tegal, Kampung Nelayan juga di Semarang, dan Pontianak. Dan, penataan sepanjang Sungai Kapuas, Pontianak yang paling bagus dan paling panjang," kata Presiden, saat berkunjung ke kawasan Sungai Kapuas.

Penataan kawasan sepanjang Sungai Kapuas, Pontianak merupakan salah satu dari empat pemukiman tepi air yang sedang dibangun pemerintah. Keempat lokasi menjadi model bagi 11 lokasi yang masuk dalam proyek penataan kota tepi air periode 2016-2019.

Tiga lokasi lainnya adalah penataan kawasan pesisir Pantai Panjang Bengkulu, penataan kampung nelayan Tegalsari, Tegal, dan Kampung Nelayan Tambaklorok Semarang.

Penataan pesisir Pantai Panjang Bengkulu misalnya, mendapatkan pendanaan Rp 89 miliar, dan proyek penataan diharapkan tuntas Desember 2020. Pembangunan sepanjang 250 meter akan dimulai dari kawasan Pasir Putih dengan dengan dana Rp 10,1 miliar dari APBN. Di kawasan itu nanti di antaranya akan dibangun gazebo, menara pandang, taman dan kios pedagang.

Master plan pengembangan dan pengelolaan Pantai Panjang harus direview, agar dari titik nol kawasan Pasir Putih hingga Sungai Hitam benar-benar memperhatikan aspek kelestarian lingkungan dan fungsi bangunan yang ada, sehingga optimal untuk pengembangan pariwisata.

Begitu juga dengan penataan Kampung nelayan Tegalsari, salah satu kawasan kumuh di Kota Tegal. Proyek penataan kampung nelayan di kota ini mendapatkan pendanaan Rp 96,11 miliar, dan proyek sudah dimulai sejak 2014. (m)