Banyak Pihak Menikmati Manfaat Program PEN

ilustrasi

Oleh : Rizal Ramadhanu )*

Ada banyak strategi yang dilakukan pemerintah untuk mengurangi dampak Covid-19 bagi pelaku ekonomi kreatif. Salah satunya adalah melalui program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) mengajak dan mendorong para pelaku usaha di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di Yogyakarta untuk mengakses program PEN.

Deputi Bidang Industri dan Investasi Kemenparekraf/Baparekraf, Fadjar Hutomo mengatakan, PEN merupakan salah satu program yang disiapkan pemerintah untuk mengurangi dampak pandemi Covid-19 terhadap perekonomian.

Dalam kesempatan Coaching Clinic PEN di Royal Hotel Ambarukmo, Yogyakarta, Sosialisasi program PEN mempertemukan pelaku usaha pariwisata dan ekonomi kreatif khususnya usaha UMKM dengan perbankan (HIMBARA) dan BPD. Para pelaku usaha pariwisata dan ekonomi kreatif bisa mendapatkan informasi sekaligus coaching clinik terkait bagaimana cara memanfaatkan program stimulus PEN agar usahanya dapat kembali bangkit dan tumbuh.

Melalui kegiatan tersebut, diharapakan para pelaku usaha UMKM dapat mengetahui lebih jauh terkait dengan program PEN dan memanfaatkan secara maksimal program yang disiapkan pemerintah sebagai stimulus bantuan dalam bentuk modal kerja bagi pelaku industri pariwisata dan ekonomi kreatif yang terdampak Covid-19.

Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan secara daring dan luring, bersama dengan BRI, BNI, BRI, Mandiri, BTN, serta BPD Yogyakarta. Hadir pula perwakilan dari lima Pemerintah Kabupaten/Kota di Yogyakarta, yakni Bantul, Kulonprogo, Gunungkidul, Sleman dan Kota Yogyakarta, serta para pemangku kepentingan di sektor pariwisata.

Program PEN ini bertujuan untuk melindungi, mempertahankan dan meningkatkan kemampuan ekonomi para pelaku usaha dalam menjalankan usahanya selama pandemi covid-19.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Akses Pembiayaan Kemenparekraf/Baprekraf, Hanifah Makarim, mengatakan kegiatan coaching clinic dimaksudkan untuk lebih memperkenalkan secara luas kepada masyarakat, pemerintah telah mendukung pelaku parekraf melalui program PEN.

Terkait dengan anggaran PEN, rencananya akan disalurkan untuk pelaku UMKM sebesar Rp 123,46 triliun. Untuk tahap awal, pemerintah menempatkan dana di Himpunan Bank-Bank milik Negara (Himbara) dalam bentuk deposito senilai total Rp 30 triliun. Selain itu, penempatan uang negara juga dilakukan pada Bank BPD DIY sebesar Rp 1 triliun.

Penempatan dana tersebut diharapkan mampu meningkatkan likuiditas perbankan untuk dapat menyalurkan kredit usaha-usaha produktif seperti bagi pelaku UMKM dan Koperasi.

Pemerintah juga mengaku optimis bisa merealisasikan target penyerapan anggaran pemulihan ekonomi nasional akibat pandemi Covid-19 hingga akhir tahun 2020.

Hal tersebut diungkapkan oleh Ketua Satuan Tugas Pemulihan dan Transformasi Ekonomi Nasional (Satgas PEN) Budi Gunadi Sadikin melalui keterangan tertulisnya.

Dirinya mengatakan, hingga akhir tahun 2020, anggaran sebesar Rp 695 triliun untuk penanganan Covid-19 ditargetkan dapat terserap sesuai yang direncanakan pemerntah.

Dana tersebut ditargetkan terserap dalam enam program komite penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC PEN).

Enam program tersebut yakni program bidang kesehatan, insentif usaha, perlindungan sosial, usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), program kementerian kembaga (K/L) dan Pemerintah daerah, serta Pembiayaan Korporasi.

Empat program terakhir menjadi tanggung jawab Satgas PEN, anggaran yang dialokasikan sekitar Rp 400 triliun, dengan realisasi anggaran hingga September ini mendekati RP 200 triliun.

Pada program perlindungan sosial, pemerintah menyediakan anggaran sebesar Rp 204,95 triliun dan sudah terserap sebesar Rp 101,06 triliun atau 49,31 persen.

Kemudian di sektor UMKM, anggaran yang harus disalurkan sebesar Rp 123,46 triliun dengan serapan Rp 52,03 triliun atau 42,14 persen. 

Sektor kementerian atau lembaga dan pemerintah daerah alokasi anggarannya sebesar Rp 106,5 triliun dan sudah terserap Rp 14.92 triliun atau 14,06 persen. Sedangkan untuk biaya korporasi tersedia anggaran sebesar Rp53,60 triliun.

Pada kesempatan berbeda, Ekonom CORE Indonesia Piter Abdullah menyebut program PEN dibutuhkan untuk membantu masyarakat maupun dunia usaha. Meskipun tetap ada potensi penurunan ekonomi, program ini dinilai dapat mengurangi perlambatan lebih dalam seperti yang dialami oleh negara lain.

Selama masyarakat dan dunia usaha masih bisa bertahan, maka program PEN bisa dinilai masih berdampak positif terhadap banyak sektor yang terdampak akibat pandemi covid-19.

)* Penulis adalah kontributor Lingkar Pers dan Mahasiswa Cikini