Ayah Bayi Kembar Meninggal Dunia: Lampu di Ruang Inkubator RSMY Padam Setengah Jam

Sudarmono
Sudarmono

Bengkulutoday.com  - Tampak raut wajah kesedihan terpancar dari wajah Sudarmono, warga Jalan Depati Payung Negara Kelurahan Pagar Dewa Kecamatan Selebar, ayah bayi kembar yang meninggal dunia di ruang inkubator RSUD M Yunus (RSMY) Bengkulu, setelah sebelumnya lahir secara prematur.

Bayi kembar pasangan suami istri, Sudarmono dan Sunarsi, lahir pada Senin dini hari, 18 Februari 2019. Karena lahir prematur, bayi kembar tersebut langsung mendapatkan perawatan intensif dan dimasukkan ke inkubator. Namun sekitar pukul 14.00 WIB, di hari yang sama, bayi pertama meninggal dunia. Kemudian bayi kedua juga meninggal dunia pada keesokan harinya, sekitar pukul 06.00 WIB. Bayi kedua meninggal dunia setelah lampu padam di ruang inkubator selama setengah jam.

“Bayi kedua Selasa pagi, sekitar jam 6, waktu datang masuk saya tanya kok mati lampu, dia (perawat) tanya ini bapaknya, iya jawab saya, saya lihat dia periksa-periksa. Waktu lampu sudah hidup saya bilang maaf boleh ga saya pegang anak saya, diperbolehkan, saya pegang sininya (tangan) ga ada nyawa, saya pegang sininya (leher) ga ada nyawa. Tahu anak saya sudah meninggal, saya minta diberesin, ada yang perlu saya tanda tangani, saya tanda tangani, saya mau bawa pulang anak saya,” ungkap Sudarmono yang baru saja menggelar doa bersama keluarga dan warga, saat disambangi sejumlah Pewarta Online di kediamannya, Selasa malam, 19 Februari 2019.

Pria yang sehari-harinya membuka bengkel inipun mengungkapkan bahwa kejadian listrik padam sering terjadi di ruang inkubator, sementara ruang lainnya tidak. Sebelum bayi pertama meninggal, listrik di ruang inkubator dua kali padam sekitar setengah jam.

“Yang pertama, siang, dua kali mati lampu, sekitar setengah jam. Yang kedua saya tahu persis karena saya ada di sana, waktu datang sudah mati lampu, karena pintu ruangan terbuka saya langsung masuk, bayi kan banyak di sana dan pada teriak nangis,” tuturnya.

Menurut pengakuan sang ayah bayi kembar, pihaknya tidak memperoleh penjelasan apapun dari pihak RSMY perihal meninggalnya sang buah hati, juga tidak mempertanyakan. Dia dan keluarga pun tidak akan meminta apa-apa, apalagi menuntut, namun ia berharap ada pembenahan yang dilakukan khususnya persoalan kelistrikan di ruang inkubator.

“Cukup anak saya, kejadian serupa jangan terjadi pada bayi-bayi yang lain, khususnya bayi yang lahir secara prematur,” ujar Sudarmono.

Terkait hal ini, sebelumnya redaksi sudah berupaya meminta keterangan lebih lanjut dari pihak manajemen. Direktur RSMY Bengkulu Zulkimaulub R yang dihubungi via telepon hanya menjawab singkat belum menerima laporan.

“Saya belum terima laporan,” singkatnya lalu menutup telepon.

Lebih lanjut, apakah penyebab kematian bayi kembar itu ada hubungannya dengan listrik yang sempat padam, media ini akan mencoba menelusurinya, termasuk meminta keterangan langsung pihak RSMY Bengkulu. (**)

NID Old
8577