Asas Kemanusiaan, Rutan Bengkulu Beri Izin Keluar Narapidana untuk Menghadiri Pemakaman

rutan

Bengkulu – Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas IIB Bengkulu memberikan izin keluar kepada seorang narapidana untuk menghadiri pemakaman orang tuanya pada Rbu (19/3). Kebijakan ini diberikan sebagai bentuk penghormatan atas hak narapidana dalam situasi duka, serta berdasarkan asas kemanusiaan.

Kepala Rutan Bengkulu, Yulian Fernando, menyatakan bahwa izin keluar ini diberikan setelah melalui prosedur yang ketat dan mempertimbangkan berbagai aspek keamanan serta administratif. Selain itu Yulian juga menegaskan bahwa pihaknya selalu berkomitmen untuk menjalankan tugas dengan tetap mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan, terutama dalam situasi yang bersifat darurat dan emosional seperti ini.

"Kami memahami betapa berat kehilangan orang tua, terlebih di bulan Ramadan yang penuh berkah ini. Oleh karena itu, setelah mempertimbangkan semua aspek, kami memberikan izin keluar dengan pengawalan ketat agar narapidana dapat memberikan penghormatan terakhir kepada orang tuanya," ujar Yulian.

Agar proses izin keluar berjalan dengan aman dan sesuai prosedur, Rutan Bengkulu menugaskan beberapa petugas untuk mengawal narapidana selama berada di luar rutan. Pengawalan dilakukan dari awal keberangkatan hingga kepulangan kembali ke Rutan Bengkulu.

"Kami menerapkan pengamanan ketat selama narapidana berada di luar. Ini untuk memastikan tidak ada hal-hal yang melanggar ketentuan hukum atau membahayakan keamanan," tambah Yulian.

Izin keluar bagi narapidana untuk menghadiri pemakaman keluarga inti bukanlah hal yang bisa diberikan sembarangan. Ada sejumlah syarat yang harus dipenuhi sebelum keputusan ini dibuat. Menurut Kepala Subseksi Pelayanan Tahanan Rutan Bengkulu, Rafi Rizaldi, proses perizinan ini harus melalui pengajuan resmi dari pihak keluarga narapidana.

"Pihak keluarga mengajukan permohonan secara tertulis, yang kemudian kami verifikasi bersama pihak berwenang. Setelah itu, kami meninjau status hukum narapidana, tingkat risiko keamanan, serta memastikan adanya pengawalan ketat dari petugas," jelas Rafi.

Kebijakan ini menjadi bukti bahwa Rutan Bengkulu tidak hanya berfungsi sebagai tempat pembinaan, tetapi juga sebagai lembaga yang menjunjung tinggi nilai kemanusiaan, terutama di bulan suci Ramadan.