Via Aplikasi Grab, Istri Berhasil Ketahui Pak Kades 'Ngamar' di Hotel dengan Bidan

Yuliani

Bengkulutoday.com - Yuliani (25), wanita cantik warga Desa Tebing Kandang, Kecamatan Air Napal, Kabupaten Bengkulu Utara, Provinsi Bengkulu, akhirnya berhasil membongkar perselingkuhan suaminya LI (31) yang telah terjadi sejak beberapa bulan lalu.

Perselingkuhan suaminya yang menjabat kepala desa bersama bidan desa, terbongkar berkat aplikasi Grab yang dipasang di motor matic bernomor polisi BD 2685 SQ. Melalui pemetaan aplikasi tersebut, Yuliani dapat mengetahui posisi suaminya tengah berada di sebuah hotel di Kota Bengkulu.

Berbekal data yang didapat, Yuliani mengajak sejumlah keluarga dan pihak kepolisian untuk memastikan keberadaan suaminya di Kota Bengkulu. Setelah bekerjasama dengan pihak hotel, diketahui suaminya berada di salah satu kamar kelas melati.

Yuliani mendapati suami dan bidan desa yang tak lain merupakan sepupunya sendiri disalah satu kamar. LI tengah menyantap makanan, sementara ZU, oknum bidan tengah beranjak dari kamar mandi. Oknum bidan diketahui hanya menggunakan tangtop.

"Pakai aplikasi, saya daftarkan motor ke Grab Bengkulu. Saya tahu cara itu dari sinetron di TV. Sikap suami berubah sejak jadi kepala desa. Saya minta cerai, saya tidak akan mencabut laporan itu," kata Yuliani dikediamannya.

Telah menjalani pernikahan selama delapan tahun, ibu dua anak ini mengaku terpukul atas peristiwa perselingkuhan yang terjadi. Kekecewaannya ini semakin menjadi usai mengetahui jika wanita idaman lain suami adalah sepupunya sendiri.

Ketegangan keluarga besar di Desa Tebing Kandang, inipun mendapat perhatian serius. Otoritas kepolisian setempat terus melakukan pemantauan agar kasus perselingkuhan ini tak menimbulkan gesekan antar warga.

Pendekatan kepada warga dan perangkat desa terus dilakukan, untuk memberikan pemahaman agar kondusifitas tetap terjaga. "Kami pantau terus, karena ini melibatkan keluarga besar. Hingga saat ini tetap kondusif. Semua pihak kami imbau untuk menahan diri," ujar Kapolsek Air Besi, Iptu Aljum Fitri.

Terpisah, Ketua Forum Kepala Desa Air Napal Fauzul Kabir mengungkapkan, meski acapkali berhubungan dalam sejumlah kegiatan yang melibatkan kepala desa, namun pihaknya tak ingin banyak menelisik terhadap kehidupan pripadi masing-masing kepala desa.

Menurut Fauzul Kabir, sosok LI dikenal seperti kepala desa umumnya. Dirinya berharap peristiwa ini menjadi pembelajaran kepala desa lainnya. "Ya kami mengecam perbuatan itu. Kepala desa merupakan pemimpin dan publik figur di mata masyarakat. Seharusnya hal ini tidak terjadi," ujarnya.

Terpisah, Ketua Badan Permusyawaratan Desa Tebing Kandang, Suhardi, meminta agar kepala desa yang terbelit kasus perselingkuhan segera mengundurkan diri. Atas kasus yang saat ini bergulir ditangan aparat, aktivitas layanan publik desa setempat terhenti.

Jika kondisi ini tidak disikapi dengan bijak dan tepat, Suhardi berkeyakinan akan mempengaruhi pembangunan yang ada di desanya. Peristiwa perselingkuhan ini merupakan cambuk karena dianggap tabu bagi masyarakat setempat.

"Ada denda adat yang harus tebus. Seperti apa bentuknya kita serahkan kepada sesepuh adat. Kami akan segera berkordinasi dengan sejumlah pihak agar roda pemerintahan desa tetap berjalan," tegas Suhardi.

Terhentinya pelayanan publik ini dibenarkan oleh Sekertaris Desa Tebing Kandang, Reza Susita. Dirinya mengatakan, selain agenda pembangunan yang telah dijadwalkan, atas kasus perselingkuhan yang menjerat kepala desa, sejumlah pelayanan publik masyarakat terhenti.

"Kami masih ke kantor, tapi sejumlah pelayanan terhenti. Kami akan berkordinasi dengan sejumlah pihak untuk mengatasi kondisi ini," tutupnya.

Penulis: Ismail Yugo