Antisipasi Covid-19, Gerakan Masyarakat Sipil Bengkulu : Efektifkah Langkah Pemerintah?

Diskusi forum

Bengkulutoday.com - Setelah negara begitu yakin bahwa rakyat Indonesia tidak akan terkena infeksi virus corona, tepat 2 Maret, Jokowi mengumumkan bahwa ada dua orang Indonesia yang positif Covid-19. Pasca itu secara mengejutkan korban mulai berjatuhan. Yang lebih miris Indonesia dinyatakan sebagai negara dengan tingkat kematian tertinggi. 

Di Bengkulu, pemerintah provinsi mengumumkan belum ada kasus positif, baru ada Orang Dalam Pemantauan (ODP) dan Pasien Dalam Pengawasan (PDP). Terlepas dari ada tidaknya kasus positif, sudah selayaknya pemerintah provinsi melakukan langkah langkah konkrit, mengingat sebagian besar provinsi di Idonesia sudah masuk Zona Merah, termasuk provinsi yg berbatasan langsung, Sumatera Selatan, Sumatera Barat dan Lampung. 

Namun upaya apa saja yang telah dilakukan? Di Bandara Fatmawati, tidak semua penumpang di-screening saat tiba di Bengkulu, Bus, Travel, Kendaraan Pribadi masih sangat bebas masuk dan keluar ke provinsi tetangga.

Alpian Piro dari Yayasan Kipas Bengkulu menyatakan justru aneh ketika melihat ada kendaraan yang menyemprotkan disinfektan di jalan, "Apa gunanya menyemprot disinfektan di jalan, seharusnya yang disemprot adalah ruang publik yang ramai dikunjungi masyarakat seperti lokasi rekreasi, pasar tradisional dan lainnya.

Di Bengkulu banyak titik kerumunan permanen masyarakat yang perlu diwaspadai, terminal bus,  terminal angkutan dalam kota, bandar udara, sehingga harus ada layanan alat deteksi dini Covid-19.

“Rapid tes cepat ini akan memperkecil korban, situasi ini sama dangan peristiwa gunung es, yang terlihat satu tetapi yang tak terlihat puluhan, saya meragukan data yang ada di Bengkulu menurut saya data kasus lebih besar dan terus naik. Diagnosa Covid-19 harus di kirm keluar kota Bengkulu, cukup jelas bengkulu belum siap,” katanya.

Sementara itu Agus Widianto selaku perrwakilan masyarakat sipil lainnya yang juga Ketua Muhammadiyah Disaster Management Centre (MDMC) Provinsi Bengkulu menyatakan bahwa sejak 17 Februari, MDMC sudah melakukan beberapa tindakan guna mengantisipasi penyebaran virus corona ini di masyarakat, termasuk memantau kondisi guru Muhammadiyah, masjid dan edukasi ke masyarakat.

PLTU batubara teluk Sepang yang akan melepaskan senyawa kimia berbahaya diyakini akan menurunkan kualitas kesehatan rakyat ujar Ujar Olan Sahayu pengkampanye energi kanopi hijau Indonesia. Tingkat kesehatan yang rendah akan meningkatkan risiko akibat terinfeksi Covid- 19. Kami telah mencoba memberikan informasi tentang pentingnya memahami tentang Covid-19 komunitas di Teluk Sepang melalui penyebaran lembar informasi dan komunikasi via online

Nurkholis Sastro perwakilan dari Women Crisis Centre (WCC) Bengkulu, menyatakan WCC telah bekerja sama dengan beberapa Puskesmas untuk mengantisipasi adanya virus di wilayah Rejanglebong dan Seluma.

Lalu pada Rabu, 25 Maret 2020, Gubernur menggelar rakor bersama seluruh bupati dan walikota. Terdapat 13 poin yang terbagi dalam upaya pencegahan, penanganan dan penanganan dampak. Memang bukan saatnya untuk saling menghakimi pada kondisi seperti ini namun dilihat dari substansi hasil pertemuan antara gubernur dan bupati tersebut tidak ditemukan gambaran yang jelas seperti apa penanganan penyakit yang disebabkan oleh virus corona ini. 

Untuk itu, kami atas nama gerakan masyarakat sipil Bengkulu menyerukan kepada: 

Pemerintah Provinsi Bengkulu, pemerintah kabupaten dan kota untuk :

1. Segera menyusun standar penanganan Covid-19 mulai dari menyusun standar operasional prosedur mulai dari pencegahan sampai ke penanganan korban virus corona (pengadaan alat pelindung diri bagi tenaga medis, mengadakan alat tes virus di Bengkulu dan lainnya) 

2. Pemeriksaan identitas dan status kesehatan oleh tim terpadu tidak hanya di lintas batas daratan, pelabuhan laut, dan poll bus namun juga terhadap semua penumpang angkutan udara yang masuk melalui bandara Fatmawati 

3. Memastikan proses edukasi sampai ke masyarakat yang berada di pedesaan dengan membuat rencana yang jelas dan terukur, dengan menunjuk Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa sebagai Leanding sector

4. Edukasi juga harus mencakup bagimana masyarakat mampu membuat disinfektan secara sederhana dengan bahan yang mudah didapat, agar dapat di gunakan di rumah, fasilitas social dan fasilitas Umum

5. Posko terpadu Covid-19 sebagai pusat informasi data yang diperlukan oleh masyarakat seharusnya menjadi bagian upaya pencegahan, bukan masuk dalam upaya penanganan.

6. Melaksanakan SOP yang sudah disusun tersebut dalam bentuk tindakan rutin seperti melakukan disinfektan di wilayah-wilayah publik

7. Optimalisasi pendataan PDP, ODP dengan menggunakan perlengkapan yang sesuai guna memastikan jumlah korban covid19 serta melakukan penelusuran terhadap kemungkinan penyebarannya. 

8. Meminta kepada seluruh perangkat pemerintah mulai dari Rukun Tetangga sampai dengan jajaran tertinggi untuk melakukan tindakan yang dianggap perlu seperti pengawasan terhadap adanya aktivitas keramaian diwilayahnya masing-masing.

9. Melakukan koordinasi secara menyeluruh dengan menggunakan media 

10. Menunjuk BPBD dan Dinas Kesehatan sesegera mungkin menyiapkan  Badan Diklat, LPMP, Asrama Haji, sebagai bentuk antisipasi nyata dengan skenario kapasitas RS tidak lagi mampu menampung pasien dengan melengkapi sarana medis.

Kepada warga Provinsi Bengkulu kami menyerukan: 

1. Waspada terhadap penyebaran Covid-19 dengan tidak melakukan kegiatan yang mengakibatkan adanya keramaian.

2. Untuk saling jaga antar keluarga, warga dan menjaga keselamatan kelompok rentan seperti orang tua dan anak-anak dari paparan Covid-19

3. Segera melaporkan kepada pemerintah setempat (RT, RW dan Puskesmas terdekat jika ada indikasi penyebaran Covid-19 seperti adanya orang yang dicurigai membawa virus ini. 

4. Untuk tetap tenang tetapi tidak abai 

Kepada organisasi masyarakat sipil: 

1. Segera menyiapkan perlengkapan seperti disinfektan, guna mencegah dan menangani penyebaran virus ini.

2. Melakukan tindakan yang penting di wilayah-wilayah kerja guna memastikan keselamatan komunitas yang sekarang sedang di organisir

3. Bersama dengan warga yang terorganisir untuk menjadi garda depan dengan membangun posko-posko penyelamatan komunitas di sekitar tempat perjuangan menyelamatkan lingkungan yang selama ini dilaksanakan. 

Seruan ini dibuat dengan harapan jika seluruh elemen saling dukung kami percaya bahwa Bengkulu bisa menjadi ikon gerakan penyelamatan dari mewabahnya Covis-19. Tidak ada kata terlambat untuk menyelamatkan rakyat. 

Pewarta : Bisri Mustofa