Alasan Politik Elektoral-Kesukuan, Rohidin Harus Gandeng Wagub Rejang

Pengamat politik dari Fisipol UNIB Drs Mirza Yasben, M.Soc.Sc

Bengkulutoday.com - Kursi Wakil Gubernur Bengkulu sedang bergulir secara politik. Hingga Minggu 19 Mei 2019, Gubernur Bengkulu telah menerima 3 usulan cawagub dari 3 partai politik pengusung. Usulan 3 nama itu dari 3 partai, yakni PKB, PKPI dan Hanura. Infonya, Hanura mengusulkan Muslihan, PKB mengusulkan Herliardo dan PKPI mengusulkan Hermedi Rian.

BACA JUGA: Gubernur Baru Terima 3 Nama Usulan Cawagub, Nasdem Belum!

Sedangkan Nasdem meskipun belum menyerahkan nama usulan cawagub, namun figur Dedi Ermansyah digadang akan mewakili Nasdem.

Pengamat politik dari Fisipol UNIB Drs Mirza Yasben, M.Soc.Sc mengatakan, Rohidin sebaiknya menggandeng figur dari Suku Rejang, atau yang memiliki ikatan emosional dengan Suku Rejang. 

Mirza memberikan gambaran kebelakang, dimana saat pilkada Provinsi Bengkulu 2015 lalu, Ridwan Mukti yang berdarah Rejang memilih wakilnya dari unsur Serawai. 

"Artinya, untuk menghindari sentimen etnikal, ada lebih baiknya Rohidin menggaet dari unsur Rejang," kata dosen lulusan Universitas Waikato, Hamilton New Zealand ini.

Selain alasan diatas, Mirza juga memberikan pertimbangan khusus, mengapa Rohidin harus menggaet wakil dari unsur Rejang. 

Pertama karena pertimbangan keterwakilan. Menurutnya, Suku Rejang adalah suku terbesar di Provinsi Bengkulu. Untuk itu, sebagai suku terbesar, Rejang butuh keterwakilan.

Kedua, karena pertimbangan elektoral. Menurut Mirza, dengan menggaet wakil dari unsur Rejang, hal itu akan memudahkan Rohidin merebut kemenangan kembali, jika dirinya maju di pilkada selanjutnya. 

Ketiga, pertimbangan politik identitas. Saat ini menurut Mirza politik identitas masih sulit dihindari. Sehingga perpaduan Suku Serawai dan Suku Rejang bisa memberi dampak positif bagi pembangunan.

Pertimbangan politik dari Mirza juga berlaku pada pilkada 2020 nanti. Jika terjadi perpaduan Serawai dan Rejang, maka akan menjadi kekuatan yang sulit dikalahkan. Namun demikian, Mirza menyampaikan tantangan terberat untuk perpaduan Serawai dan Rejang adalah kondisi masyarakat yang secara umum masih transaksional. "

"Bisa saja nanti ada lawan politik yang lebih secara finansial akan menjadi lawan yang kuat, namun secara prinsip, politik elektoral-kesukuan dominan sulit dikalahkan," ulasnya. 

"Wakil gubernur yang akan dipilih saat ini adalah representasi dari pertarungan pilkada 2020," demikian prediksi Mirza.