Aksi Demonstrasi Mahasiswa Sebabkan IHSG Turun

Demo mahasiswa Bengkulu 24 September 2019

Aksi demonstrasi massa berawal dari tanggal 23 September 2019 hingga 30 September 2019 yang dilakukan Mahasiswa dan masyarakat umum yang terjadi di Indonesia, untuk menuntut  revisi Undang-Undang KPK dan Rancangan Undang-Undang KUHP. Dengan adanya aksi demonstrasi ini menyebabkan melemahnya IHSG yang kian hari makin merosot merah.

IHSG atau Indeks Harga Saham Gabungan merupakan salah satu indeks pasar saham yang digunakan oleh Bursa Efek Indonesia.  Indeks ini mencakup pergerakan harga seluruh saham biasa dan saham preferen yang tercatat di BEI.

Tercatat di RTI Business, grafik IHSG selama Triwulan III mengalami grafik yang fluktuasi,  IHSG bulan Agustus 2019 semula 6456,540 mengalami penurunan hingga pada awal bulan Oktober 2019 menunjukkan angka 6119,471.

Menurut Menteri Keuangan Indonesia yakni Sri Mulyani Indrawati, berdasarkan laporan Moody’s Investor Service terdapat dua negara dikawasan Asia Pasifik yang memiliki risiko gagal bayar yang tinggi dan Indonesia merupakan negara  yang memiliki resiko gagal bayar tertinggi. Oleh karena itu, Ibu Sri Mulyani menghimbau perusahaan koorporasi untuk meningkatkan kewaspadaan dan terus melakukan monitoring demi mencegah risiko gagal bayar tersebut.

Dengan adanya risiko gagal bayar yang tinggi serta IHSG yang melemah, hal ini  menyebabkan kalangan invenstor mengurungkan niatnya untuk menginvestasikan modalnya di pasar keuangan Indonesia. “IHSG diprediksi akan terus melemah seiring dengan aksi demonstrasi yang terus dilakukan hingga suport di level 6170 dan resistent level 6245” penuturan dari tim analisis Indopremier Sekuritas.

Aksi demo yang dilakukan segenap elemen di gedung DPR/MPR RI beberapa hari lalu memberikan dampak bagi pengelola jalan tol, PT Jasa Marga (Persero) Tbk mengaku kegiatan usahanya terhambat akibat blokade jalan tol dalam kota hingga adanya perusakan pintu tol.

Head of Investor Relations PT Blue Bird Tbk Michael Tene menuturkan “Armada kami tetap melayani customer bahkan hingga tengah malam, armada kami akan menjemput mereka yang terjebak di beberapa mall, gedung perkantoran, dan hotel akibat kondisi keamanan”.

Selain dari sektor transportasi, sektor manufaktur pada akhir Triwulan kuartal III mengalami pergerakan yangkurang baik. Berdasarkan penuturanBhima dilansir dari kompas.com lemahnya industri manufaktur bisa berimbas kepada pertumbuhan ekonomi Indonesia, salah satu perusahaan manufaktur contohnya Unilever.Pada 30 september 2019 Unilever  mengumumkan rencananya untuk melakukan stock split, data perdagangan BEI mencatat pada pukul 09.52 WIB pada tanggal 30 September 2019, saham Unilever terus tertekan sebesar -1,17% di level Rp 46.450/saham.

Ariyastuti, Zerini Venisa, Andre Novrian, Fakultas Ekonomi Universitas Bengkulu