385 Kuota PPPK di Rejang Lebong Siap Terisi, Noprianto: Pendidikan Semakin Merata

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Rejang Lebong, Noprianto. (BENGKULUTODAY.COM/HENDRA)

Rejang Lebong, Bengkulutoday.com — Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Rejang Lebong, Noprianto, menyatakan bahwa tahun 2025 akan menjadi tahun penuh harapan sekaligus tantangan bagi dunia pendidikan di wilayah tersebut. 

Dalam wawancara yang berlangsung pada Jumat (03/01/2025), Noprianto menegaskan bahwa berbagai pelatihan yang telah dilakukan sepanjang tahun 2024 kini diharapkan dapat segera diterapkan oleh para guru di seluruh sekolah setelah berganti semester.

"Pembukaannya setelah pelatihan ini mungkin ada yang baru bisa diimplementasikan setelah berganti semester. Mungkin perencanaan pembelajarannya perlu disempurnakan lagi, aktivitas lebih kuat lagi dalam proses pembelajaran, itu harapan kita," ungkap Noprianto, merujuk pada pentingnya evaluasi dan penyempurnaan metode pengajaran.

Tak hanya itu, Noprianto juga menyoroti soal alokasi kuota Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) yang direncanakan untuk Kabupaten Rejang Lebong pada 2024. Sebanyak 385 kuota akan diprioritaskan untuk tenaga pengajar di tingkat SD, SMP, dan TK. 

"PPPK tahun ini ada kuota 385 orang, mulai dari SD, SMP, dan TK. Berproses ini, kalau datanya sudah jalan, sudah pengumuman, harapan kita mereka tetap bekerja di sekolah masing-masing sambil menunggu SK yang akan dikeluarkan oleh Bupati nanti. Kalau melihat tahun lalu, SK itu sekitar bulan April atau Mei," jelasnya.

Dengan tambahan kuota PPPK, Noprianto berharap kondisi tenaga pengajar di Rejang Lebong akan lebih terisi dan pemerataan pengajaran bisa tercapai. Diharapkan pula, para PPPK yang diangkat dapat menikmati peningkatan penghasilan yang lebih baik, mengingat banyak dari mereka sebelumnya bertahan dengan gaji yang relatif rendah.

"Harapan kita besar kepada PPPK. Mereka umumnya masih muda, sudah berjuang dengan gaji yang selama ini sangat minim, dan mereka bertahan. Mudah-mudahan, dengan diangkat menjadi PPPK, penghasilan mereka bertambah, dan tentu akan memberikan kesempatan bagi mereka untuk berkembang lebih banyak," katanya.

Menurut Noprianto, sebelum menjadi PPPK, banyak guru honorer yang harus bekerja dengan penghasilan terbatas, bahkan sering kali harus bergantung pada pekerjaan sampingan untuk memenuhi kebutuhan hidup. 

Dengan gaji yang lebih tinggi sebagai PPPK, mereka diharapkan dapat lebih fokus pada pengembangan diri dan meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah masing-masing.

Saat ini, kondisi pendidikan di Rejang Lebong dirasa cukup memadai, berkat kontribusi para guru PPPK yang telah bekerja dengan dedikasi tinggi meski dalam situasi yang penuh tantangan. 

Ke depan, dengan dukungan kebijakan yang tepat, Noprianto optimis sektor pendidikan di Rejang Lebong akan semakin maju dan berkualitas. (hendra)